BANDUNG - Kementerian Perhubungan secara konsisten melakukan pembangunan infrastruktur transportasi untuk mendukung konektivitas di Indonesia. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di Jawa Barat yaitu Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban. Hal ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa Jawa Barat merupakan penyangga Provinsi DKI Jakarta.
"Jawa Barat adalah provinsi dengan penduduk paling banyak di Indonesia yaitu 48 juta jiwa, oleh karenanya Bapak Presiden menugaskan kepada kami untuk membangun Jawa Barat ini agar mampu memberikan produktivitas yang lebih baik. Ada dua pusat pertumbuhan baru yang kita lakukan yaitu Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban," jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Dialog Nasional Seri-16 di Bandung, Rabu (18/7).
"Kita membangun pelabuhan yang lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta. Semua kapal besar dari Amerika, Eropa datang di sana. Barang-Barang dari seluruh Indonesia dikirim dari Pelabuhan Patimban ke Luar negeri. Ini merupakan pelabuhan hub internasional," terang Menhub.
Menhub menambahkan hadirnya Pelabuhan Patimban akan memperlancar arus barang serta logistik bagi industri-industri di Jawa Barat serta memberikan kemakmuran bagi masyarakat Jawa Barat. Pelabuhan Patimban sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Selain Pelabuhan Patimban, terdapat juga Bandara Kertajati yang telah diresmikan sebagai Bandara Internasional Jawa Barat pada bulan Mei lalu.
"Jawa Barat itu sangat potensial, oleh karenanya pada bulan Mei lalu kita resmikan Bandara Kertajati sebagai Bandara Internasional. Jadi kalau mau pergi ibadah haji, umrah atau wisata bisa dari Bandara Kertajati. Ini memang suatu keinginan dari Pemerintah untuk memberikan fasilitas transportasi bagi masyarakat," ungkap Menhub.
Lebih lanjut Menhub menyebutkan pembangunan infrastruktur transportasi juga dilakukan di Sukabumi diantaranya pembangunan jalur ganda KA Bogor-Sukabumi dan pembangunan Bandara di Sukabumi.
"Saya dapat keluhan bahwa waktu tempuh dari Jakarta sampai Sukabumi hingga 6 jam. Ini kami bangun kereta api dengan 2 jalur. Jika selesai, kalau sekarang waktu tempuh dari Bogor ke Sukabumi kira-kira 3-4 jam, nanti kira-kira 45 menit. Kemudian kita akan bangun Bandara di Sukabumi yang Insya Allah selesai tahun 2020. Jadi Jakarta ke Sukabumi hanya 30 menit.
Menhub meyakini dengan pembangunan fasilitas transportasi tersebut akan menjadikan Sukabumi sebagai pusat pariwisata di Jawa Barat.
Kemudian pada wilayah kota Bandung, Menhub mengatakan akan membangun Light Rail Transit (LRT). Fasilitas transportasi ini akan memberi kemudahan bagi masyarakat dan mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandung.
"Kalau mau jalan-jalan nanti di Bandung juga ada kereta api. Untuk kota Bandung ada LRT metro kapsul, kereta cepat dengan monorail dari Jakarta ke Bandung dan juga berkeliling di kota Bandung juga lebih mudah. Tujuannya naik mobil dan sepeda motor menyebabkan macet, nanti dengan monorail lebih murah dan ramah lingkungan," urai Menhub.
Untuk itu Menhub berharap peran serta masyarakat Jawa Barat dalam mendukung pembangunan pemerintah dan mempergunakan fasilitas transportasi tersebut dengan baik.
"Kita harapkan masyarakat Jawa Barat aktif untuk mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah. Serta berpartisipasi untuk bersama sama mengembangkan atau mempergunakan," tutup Menhub.
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Penjabat Gubernur Jawa Barat Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, kalangan pengusaha, perguruan tinggi, akademisi, dan masyarakat umum.
Menhub Minta PT Angkasa Pura 1 Selesaikan Masalah di Bandara Ahmad Yani
Dalam kesempatan tersebut, Menhub Budi Karya juga meminta PT. Angkasa Pura 1 untuk menyelesaikan permasalahan antara penumpang dan layanan taksi bandara yang terjadi di Bandara Ahmad Yani Semarang.
"Saya sudah perintahkan kepada PT Angkasa Pura 1 dan mereka juga sudah minta maaf dan akan menyelesaikan hal tersebut dalam waktu dekat," ujar Menhub.
Untuk penyelesaiannya, Menhub mengatakan akan ada korporasi yang profesional untuk mengelola layanan jasa bandara tersebut.
"Nanti akan ada satu korporasi yang memang profesional di bidangnya. Jadi orang-orang yang tidak kompeten akan kita ganti. Sistem yang tidak baik akan kami ganti," pungkas Menhub. (LFH/TH/RK/BI)