(Bandung, 17/3/2012) Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian mendapat tugas dari Wakil Presiden RI, Boediono untuk mempersiapkan program konversi dari BBM ke BBG, mulai dari angkutan umum sampai mobil dinas.
Wapres yang didampingi delapan menteri saat melakukan pertemuan dengan sejumlah Gubernur dan Bupati Jumat (16/3) kemarin, juga dibahas program pengembangan energi terbarukan dan diversifikasi energi untuk pembangkit listrik, guna menekan subsidi.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Gubernur dan Bupati diminta untuk menggalakan energi yang terbarukan seperti geotermal maupun gas bahkan jika dimungkinkan tenaga air dan matahari. Singkatnnya pemda diminta untuk berkreasi menggunakan diversifikasi bidang energi.
"Untuk mendorong program energi terbarukan dan diversifikasi energi tersebut, pengusahan yang akan melakukan investasi akan dipermudah dan disederhanakan perizinannya," kata Menteri Perindustrian Menteri Perindustrian MS Hidayat di sela-sela rangkaian kegiatan lokakarya pendalaman kebijakan industri, di Bandung, Jawa Barat, Jumat malam.
Dalam kesempatan tersebut Menperin menjelaskan, sebagai tindak lanjut program pemerintah yakni pengalihan penggunaan BBM ke BBG, pemerintah akan mengimpor converter kit sebanyak 25.000 unit.
Converter kit yang akan di impor dari Korea Selatan dan Italia dilakukan dalam waktu dekat oleh tiga perusahaan BUMN PT Wijaya Karya, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad,
Tahap pertama penggunaan converter kit diutamakan untuk kendaraan umum dan mobil dinas. "Converter kit tersebut nantinya akan diberikan gratis kepada angkutan umum dan mobil dinas," ujarnya. Untuk pemasangan alat tersebut, membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam.
Selain impor, menurut Hidayat, ada sejumlah industri di dalam negeri yang telah memproduksi converter kit. Salah satunya di Klaten Jawa Tengah. Bahkan perusahaan ini juga telah mengekspor hasil produksinya untuk di ekspor.
Namun karena hasil produksinya belum mencukupi kebutuhan yang ada, sehingga tahap awal pengadaan alat converter kit itu harus diimpor.
Sementara itu untuk fasilitas stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) segera dibangun enam unit di Jakarta, dan akan dikembangkan di beberapa kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Diharapkan mobil dinas yang belum dipasang converter kit, tidak membeli BBM bersubsidi melainkan menggunakan Pertamax," katanya. (JO)