SURABAYA – Pada saat penyelenggaraan Conference of the Parties (COP) 21 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Paris tahun 2015, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan sampai 41% dengan bantuan internasional, dibandingkan dengan kondisi Business as Usual (BAU).
Seiring dengan perkembangan, pada September 2023, pemerintah Indonesia meningkatkan komitmen tersebut menjadi 31,89% dengan upaya sendiri dan sampai 43,2% dengan bantuan pendanaan, transfer teknologi, dan capacity building dari dunia internasional.
Peningkatan target tersebut juga termasuk di dalamnya adalah target reduksi emisi GRK pada sektor energi. Transportasi yang merupakan bagian atau subsektor dari sektor energi tidak terlepas dari upaya penurunan emisi GRK ini. Oleh karena itu, dibutuhkan kontribusi dari sektor transportasi untuk secara bersama-sama mencapai target penurunan emisi GRK.
Kementerian Perhubungan terus bersinergi dan berkomitmen untuk terus konsisten melaksanakan aksi mitigasi perubahan iklim pada sektor transportasi, sesuai dengan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 8 Tahun 2023 tentang Penetapan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Transportasi untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional.
Kemenhub berSINERGI (Kementerian Perhubungan Berkomitmen Sinergi Energi Listrik untuk Negeri) merupakan inisiatif yang menegaskan komitmen Kementerian Perhubungan dalam mendukung penggunaan energi listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di sektor transportasi.
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Sri Rejeki Budi Rahayu menyampaikan tema inilah yang diangkat oleh Kementerian Perhubungan yang turut serta dalam Indonesia Climate Change Expo and Forum yang berlangsung mulai tanggal 6 Juli hingga 9 Juli 2023 di Grand City Mall and Convex Surabaya.
Pameran ini merupakan acara tahunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengajak partisipasi dan kerjasama para pemangku kepentingan dalam melaksanakan mitigasi perubahan iklim.
Dalam pameran ini, Sri Rejeki memaparkan, Kementerian Perhubungan menampilkan rencana aksi mitigasi perubahan iklim di sektor transportasi.
“Sesuai amanah Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 8 Tahun 2023, terdapat 17 rencana aksi mitigasi sektor transportasi darat dan perkeretaapian; 10 rencana aksi mitigasi sektor transportasi laut; dan 11 rencana aksi transportasi udara,” jelas Sri Rejeki.
Beberapa rencana aksi mitigasi sektor transportasi darat adalah pemafaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai; proses konversi kendaraan lama menjadi kendaraan listrik; pengembangan angkutan umum perkotaan dengan skema Buy the Service (BTS); pengembangan non motorized transport (NMT) melalui pengembangan jalur sepeda Jabodetabek; pengembangan non motorized transport (NMT) melalui kampanye jalan hijau; dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Terminal Tipe A Pondok Cabe. Di sektor perkeretaapian, rencana aksinya adalah pemanfaatan angkutan massal berbasis rel melalui Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Untuk sektor transportasi laut, Sri Rejeki memaparkan, rencana aksinya adalah modernisasi kapal; implementasi Onshore Power Supply (OPS) di pelabuhan; implementasi Ship Energy Efficiency Management Plan (SEEMP); implementasi Auto Fouling System pada lambung kapal; Elektrifikasi peralatan bongkar muat di pelabuhan; pemanfaatan penerangan jalan bertenaga surya di pelabuhan; PLTS pada prasarana transportasi; penggunaan bahan bakar rendah karbon pada kapal; pemanfaatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP); dan pelayanan telekomunikasi pelayaran (pemberian informasi cuaca).
Sri Rejeki juga menjelaskan, pada sektor transportasi udara, beberapa rencana aksinya adalah peremajaan angkutan udara; penggunaan biofuel pada bahan bakar pesawat udara; penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi di bandar udara; implementasi skema ICAO CORSIA ( Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation); elektrifikasi peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara dan kendaraan operasional di bandara; PLTS pada prasarana transportasi; serta pembuatan dan pengimplementasian prosedur pelayanan navigasi berbasis PBN (Performance Based Navigation).
Sri Rejeki mengajak masyarakat Surabaya dan sekitarnya untuk mengunjungi booth Kementerian Perhubungan di Indonesia Climate Change Expo and Forum di Grand City Mall and Convex Surabaya, yang masih dapat dikunjungi hingga tanggal 9 Juli 2023. Terdapat kuis-kuis dengan hadiah menarik bagi masyarakat yang mengunjungi boothKementerian Perhubungan. Di booth Kementerian Perhubungan ini juga terdapat display motor listrik hasil konversi yang dapat menampilkan proses konversi dari motor berbahan bakar minyak menjadi motor berbasis listrik. (RY/HG/ME)