(Simalungun, 3/7/2013) Setelah pengoperasiannya keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang berada di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara akan sangat tergantung kepada Bandara Kualanamu dan Pelabuhan Kuala Tanjung, guna distribusi logistik dari dan ke kawasan tersebut. Demikian ditegaskan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan didampingi Menteri Perhubungan E E Mangindaan, Menteri Perindustrian M S Hidayat, dan Kepala BPN Herdaman Supandji.saat melakukan Groundbreaking KEK Sei Mangkei dan Peresmian Proyek MP3EI di Sumatera Utara. Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Sumatera Utara, Bupati Simalungun, Bupati Batubara,
Hatta mengatakan KEK Sei Mangkei akan terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Ditambah posisi Sumatera Utara yang berada di selat Malaka dimana tidak kurang terdapat 120 ribu lalu lintas kapal. "Mencermati adanya akses konektifitas dunia ini, kita harus cerdas, bisa, dan sesegera mungkin memanfaatkannya sebagai bagian konektifitas logistik nasional dan untuk mengurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita oleh negara tetangga," ujarnya.
Menurut Hatta keberadaan pelabuhan Kuala Tanjung, di kabupaten Batubara memiliki peran penting sebagai pelabuhan hub internasional. "Kita ingin pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung perlu diwujudkan sesegera mungkin. Sebab hanya dengan demikian Pelabuhan Kuala Tanjung akan mampu memberikan Indonesia modalitas fundamental bagi sistem logistik nasional serta percepatan dan perluasan pembangunan sosial, ekonomi dan ekologi nasional," katanya. Ditambah akan segera beroperasinya Bandara Kualanamu.
Saat ini pemerintah juga telah menyiapkan transportasi kereta api dari dan ke KEK Sei Mangkei menuju Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Untuk jaringan kereta api ini, disiapkan investasi sebesar Rp5 triliun.
Menurut Direjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan jalur kereta api ini dapat selesai pada 2014 dan bisa dioperasikan pada2015. Namun, lanjutnya, target itu bisa mundur jika persoalan pembebasan lahan tidak kunjung diatasi. Menurutnya, masih ada sedikit lahan sepanjang lima kilometer yang di lintasan Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. "2,7 kilometer berada di Kabupaten Simalangun dan 2,3 kilometer di Kabupaten Batubara. Sesuai kesepakatan, pemprov dan pemkab yang harus membebaskan ini. Kita harap pemda segera mengerjakan ini," tutur Tundjung. (HH)