Boyolali - Di tengah persaingan antar negara yang berlomba untuk menjadi yang terbaik, kehadiran Kereta Bandara Adi Soemarmo menjadi salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan data saing dengan negara-negara lain. Demikian disampaikan Presiden RI Joko Widodo pada acara Groundbreaking Pembangunan Bandara Adi Soemarmo, yang berlangsung di Bandara Adi Soemarmo, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
"Persaingan antar negara di berbagai bidang seperti industri, perdagangan, investasi, termasuk transportasi kian sengit. Untuk memenangkan persaingan itu, kita harus memiliki daya saing atau competitivness. Itulah kenapa kita harus segera bangun kereta bandara Adi Soemarmo ini," jelas Presiden Jokowi.
Jokowi mengatakan, salah satu yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing yaitu dengan membuat pelayanan sektor transportasi seefisien mungkin, baik untuk angkutan darat, kereta api, laut, maupun udara.
"Hampir di setiap negara maju, begitu turun dari pesawat di airport, sekali turun lift sudah ada kereta. Ini sambungan antarmoda yang akan efisienkan pelayanan masyarakat. Masyarakat diberi pilihan, mau naik taksi ada, bus ada, kereta ada, LRT ada. Inilah pilihan yg harus disediakan negara agar memiliki daya saing," ujar Presiden.
Untuk itu, Presiden meminta agar pembangunan kereta bandara Adi Soemarmo segera dilakukan, dengan target pada tahun 2018 sudah selesai dibangun.
"Kita harus kerja cepat. Karena negara lain sudah meninggalkan kita, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam. Tidak ada pilihan lain kalau kita ingin memenangkan kompetisi. Kereta bandara ini harus rampung 2018. Harus diberi target. Jangan mundur-mundur, nanti lupa, malah mangrak," tegasnya.
Lebih lanjut Presiden Jokowi meminta Gubernur, para Bupati dan Walikota di Jateng, serta Kejaksaan, untuk membantu terkait proses pembebasan lahannya.
"Harus dipahami semua bahwa ini untuk kepentingan umum. Harus dikerjakan dengan baik. Berikan pemahaman ini kepada rakyat, jadi rakyat pasti mendukung apa yang kita lakukan," pinta Presiden kepada jajarannya.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam laporannya kepada Presiden mengatakan, pembangunan kereta bandara Adi Soemarmo ini masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) hingga tahun 2030, seperti di beberapa bandara di kota-kota lainnya , diantaranya, di Jakarta, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Majalengka.
"Keberadaan kereta bandara ini menjadi sarana pendukung angkutan antarmoda yang menghubungkan bandara dengan kotanya. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan sarana transportasi yang selamat, aman, nyaman dan tepat waktu," jelas Menhub.
Menurut Menhub Budi, kereta bandara Adi Soemarmo menjadi bagian penting dari rencana pembangunan bandara tersebut menjadi sebuah Airport City. Ia menambahkan, Bandara tersebut nantinya akan menjadi salah satu hub di pulau Jawa untuk membagi beban yang ada di bandara Soekarno Hatta yang selama ini menjadi satu-satunya hub di pulau Jawa.
"Dari Solo, penerbangan bisa langsung ke kota-kota besar lainnya, seperti Ambon, Palangkaraya, atau Manado. Ini juga bisa secara intensif digunakan untuk penerbangan umroh," ujarnya.
Ke depan, Menhub Budi mengatakan akan melakukan perluasan terminal penumpang Bandara Adi Soemarmo dari saat ini yang luasnya 13.000 m2 menjadi dua kali lipatnya 26.000 m2 dan memperpanjang runway menjadi 3000 m agar bisa didarati pesawat berbadan besar (wide body) seperti Airbus 330, Boeing 777, bahkan sebesar Airbus 370.
Menhub mengharapkan tidak akan mengalami banyak kendala, terkait pembebasan lahan kereta bandara sepanjang 13,5 km, yang terdiri dari 3,5 km jalur eksisting dan 10 km jalur baru tersebut. Dikarenakan, lokasi jalur kereta bandara yang berdekatan dengan jalur tol dan kebanyakan lahannya milik BUMN seperti, PT KAI dan AP 1.
Lebih lanjut Menhub Budi mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan sinergi dari Pemerintah melalui APBN dengan sinergi dari beberapa BUMN yaitu PT KAI, PT AP 1, dan PT Pembangunan Perumahan (PP). Sementara, untuk pengadaan keretanya akan menggunakan produk dalam negeri yaitu kereta buatan PT INKA.
"Kereta Bandara ini nanti headwaynya sekitar 30 menit. Tapi akan terus kita tingkatkan menjadi 15 menit, hingga 5 menit headwaynya," tandas Menhub.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutannya mengatakan akan mendukung penuh proyek-proyek strategis yang akan dilaksanakan pemerintah. Ia bersama jajarannya, lanjut Ganjar, akan terus melakukan percepatan-percepatan untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan daya saing bangsa.
"Kehadiran kereta bandara ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain untuk menyediakan angkutan publik yang murah, nyaman, mudah dijangkau. Ini (kereta) juga dibutuhkan untuk angkutan logistik. Kalau semua terkoneksi dengan kereta, akan mengurangi beban jalan. Ini akan menjadi railvolution," tandas Ganjar.(RDL/TH/BS/JAB)