YOGYAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta para operator transportasi di tanah air agar meningkatkan profesionalitas manajerial untuk menyongsong diberlakukannya pasar tunggal ASEAN dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai awal tahun 2016 mendatang.

“Kami minta operator transportasi di Indonesia supaya ada peningkatan profesionalitas aspek manajerial, sehingga pada saat MEA nanti bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya,” kata Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo dalam keterangan pers rangka Pertemuan Kelompok Kerja Fasilitasi Angkutan ASEAN atau ASEAN Transport Facilitation Working Group (TFWG) di Yogyakarta, Kamis (27/8).

Menurut Sugihardjo, dengan manajerial pelayanan yang baik, maka transportasi domestik akan lebih menarik, sehingga diminati oleh masyarakat Indonesia ketika melakukan perjalanan ataupun melakukan distribusi barang. “Kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan hanya karena manajerial yang tidak profesional, masyarakat Indonesia justru memilih moda transportasi negara lain, karena pelayanannya lebih bagus,” pesan Sugihardjo.

Dalam kawasan ASEAN, kata Sugihardjo, dari jumlah penduduk, Indonesia merupakan negara terbesar, sehingga merupakan pasar yang sangat potensial bagi para operator transportasi. Karena itu, para operator transportasi harus benar-benar bisa mengambil peran yang lebih pesar.”Kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai pasar yang besar ini dikuasai oleh operator transportasi dari negara lain,” harap Sugihardjo.

Meskipun dalam pelaksanaan MEA nanti terjadi liberalisasi di sektor transportasi, sehingga operator transportasi bisa beroperasi di setiap negara anggota ASEAN, Pemerintah Indonesia tetap mengedepankan kepentingan nasional, yaitu dengan diberlakukannya asas cabotage di moda transportasi laut dan udara. “Pemerintah tetap mengedepankan semangat kepentingan nasional. Karena itu, dunia usaha harus memperhatikan kualitas pelayanan,” tegas Sugiharjo.

Tumbuhkan Perekonomian

Kerjasama transportasi memegang peran kunci yang mampu mendorong pertumbuhan perdagangan dan meningkatkan konektivitas kawasan serta mewujudkan visi pasar tunggal dan basis produksi seperti yang direncanakan dalam cetak Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Forum kerjasama bidang transportasi negara-negara anggota ASEAN dilakukan untuk mengembangkan jaringan transportasi yang efisien, terpadu dan meningkatkan jasa transportasi dan logistik yang lebih terintegrasi di kawasan ASEAN.

"Dalam konteks pengembangan kawasan ASEAN, kerjasama transportasi diharapkan terjadi konektivitas transportasi kawasan, untuk mendorong pertumbuhan perdagangan, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian kawasan," ujar Sugihardjo .

Sugihardjo mengatakan, forum transport ASEAN sangat penting untuk menyongsong diberlakukannya MEA awal tahun 2016. "Ini merupakan keinginan para kepala negara-negara ASEAN untuk mewujudkan konektivitas transportasi demi mendukung terselenggaranya perdagangan di kawasan ASEAN. Perdagangan tak bisa terselenggara tanpa dukungan sektor transportasi," ujar Sugihardjo.

Menurut Sugihardjo yang memimpin sidang ASEAN TFWG ke-30 tersebut, dalam konektivitas transportasi, ASEAN belajar dari Uni Eropa. "ASEAN harus belajar kepada Uni Eropa dimana lalu lintas orang dan barang dari satu negara ke negara lain sudah tertata secara sistematis. Sistem konektivitas transportasi ASEAN harus menuju ke sana (Uni Eropa)," papar Sugihardjo.(SNO)