(Jakarta, 2/4/2014) Dukungan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi iklim dan cuaca sangat penting peranannya dalam transportasi. Hal ini tidak hanya dirasakan moda pelayaran dan penerbangan saja, namun berlaku untuk semua moda. Informasi ini akan meningkatkan keselamatan transportasi baik itu transportasi dalam pulau, antar pulau maupun internasional. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memaparkan hal tersebut saat memberikan pengarahan pada saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta (2/4).
Menurut Bambang, informasi yang diberikan BMKG telah memberikan outcome yang diharapkan masyarakat. Informasi berbagai peristiwa penting seperti gempa bumi, lintasan sebaran abu vulkanik dari letusan gunung berapi, asap kebakaran hutan atau terkait dengan kecelakaan transportasi, telah memberikan gambaran hal tersebut. “Ini menunjukkan bagaimana BMKG sekarang menjalani suatu proses transformasi menjadi suatu institusi yang modern, profesional dan wibawa sehingga nantinya akan menjadi suatu lembaga yang sangat kredibel dalam rangka memberikan suatu warta-warta dari meteorologi, klimatologi dan geofisika tidak hanya di Indonesia tapi juga di regional Asia, bahkan Asia Pasifik,” ujar Bambang.
Bambang menambahkan sains dan teknologi merupakan suatu hal yang terus dikembangkan dan harus dikembangkan oleh BMKG. Terkait pemanfaatan teknologi dalam bertukar informasi keadaan cuaca, saat ini, upaya pemanfaatan teknologi di sektor transportasi udara dan pelayaran sudah diterapkan, misalnya melalui pemanfaatan teknologi Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) di pelayanan udara ataupun Automatic Identification System (AIS) yang digunakan pada pelayanan laut. Selain berfungsi sebagai alat navigasi, kedua alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk bertukar informasi dengan ground station di darat maupun antar pesawat/kapal mengenai kondisi cuaca terkini dan klimatologi.
Dengan ADS-B ini Bambang mengatakan Indonesia akan mempunyai jaringan yang lebih sempurna. “Serta tidak berhenti di situ saja, karena ADSB nantinya tidak hanya dari pesawat ke pesawat, pesawat ke stasiun di bawah, tapi juga bagaimana mempertukarkan berbagai macam informasi khususnya informasi tentang cuaca, maritim dan sebagainya,” terang Bambang.
Khusus untuk pelayaran, Bambang mengakui kalau pelayaran agak tertinggal dari penerbangan. Saat ini Indonesia baru akan membangun apa yang disebut VTS (Vessel Traffic System). VTS ini hampir sama dengan ATC tetapi berlaku di laut. “Teknologinya kita sudah punya, pelan-pelan kita akan menuju ke sana. Ke depannya kita dapat memonitor pergerakan kapal di Indonesia, mudah-mudahan dalam 2-3 tahun ke depan kita dapat melihat hal itu,” jelas Bambang.
Pada Kesempatan yang sama Kepala BMKG Andi Eka Satya mengatakan BMKG telah menyusun rencana induk untuk 2015-2045 sebagai patokan BMKG yang berkelas dunia.
“Jadi kita berharap tahun 2020 kita bisa mewujudkan fondasi atau tunas-tunas BMKG yang berkelas dunia dan ini dapat diwujudkan sebagai global player pada tahun 2035.” Kata Andi.
Menanggapi hal ini, Wamenhub Bambang Susantono mengatakan Kementerian Perhubungan akan melihat RPJP dari BMKG ini. Ia menuturkan pihaknya akan melakukan sinergi dan harmonisasi antara Kementerian Perhubungan dan BMKG, khususnya untuk lima tahun ke depan. (HH)