(Jakarta, 2/5/2011) Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi bagian tak terpisahkan dari mekanisme peringatan dini. Untuk itu BMKG perlu mengupayakan percepatan agar pembangunan Sistem Peringatan Dini tersebut dapat meminimalisir potensi jumlah dan kerugian masyarakat serta besarnya hambatan laju pembangunan karena bencana. Demikian harapan Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional BMKG di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (2/5).
Dengan perubahan organisasi BMG menjadi BMKG, lanjut Menhub, BMKG berubah dari organisasi operasional mengamati menjadi organisasi analitis. Dengan demikian informasi dari BMKG tidak lagi hanya berupa interpretasi hasil pengamatan tapi mencakup pula alternatif dampak yang ditimbulkan unsur-unsur meteorologi, klimatologi, dan geofisika pada sektor-sektor pembangunan yang terkait.
“Dengan demikian, BMKG akan semakin memberikan dukungan pada penguatan terhadap proses pembangunan nasional di masa-masa mendatang,” papar Menhub.
Dengan pemanfaatan teknologi yang semakin canggih, Menhub menegaskan, BMKG dapat melakukan pengamatan, pengumpulan, menganalisis data meteorologi, klimatologi, dan geofisika serta dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat akurat, dan mudah dipahami oleh setiap pengguna.
“Data dan informasi tersebut merupakan fakta yang tidak terbantahkan dalam menggambarkan gejala dan dampak perubahan alam, termasuk perubahan iklim,” jelas Menhub. Menhub juga menambahkan Indonesia sebagai bagian dari dunia sedang mengalami pemanasan global sehingga berdampak pada perubahan iklim.
Rakor BMKG yang berlangsung dari 2-4 Mei ini bertemakan Implementasi Perencanaan Program dan Anggaran TA 2012 dalam Rangka Menyukseskan Peningkatan Kualitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi dan dihadiri oleh satuan kerja BMKG di seluruh Indonesia. (RY)