(Jakarta, 26/4/2013) Pemerintah Indonesia dan negara-negara kawasan Pasifik Selatan di Asia dan Afrika melakukan pertemuan membahas isu mengenai peningkatan konektivitas di wilayah masing-masing dalam kegiatan "Bandung Spirit Program (BSP) 2013" yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan pada 17-27 April 2013.

 
Kelimabelas delegasi pemerintahan dari negara-negara kawasan pasifik hadir ke Indonesia untuk mengikuti kegiatan yang mengambil tema "Promoting Connectivity". Melalui pertemuan ini, diharapkan seluruh negara yang berpartisipasi dapat saling bertukar informasi dan pengalaman dalam upaya memperkuat dan meningkatkan konektivitas di negaranya.
 
Bagi Indonesia, melalui kegiatan BSP 2013 diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan kepada para delegasi mengenai kebijakan dan strategi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia maupun konektivitas dengan negara lain yang dapat menunjang aktivitas perdagangan baik di pasar domestik, regional maupun global.
 
Indonesia dan negara-negara kawasan pasifik memiliki persamaan kepentingan yaitu sebagai negara kepulauan yang memandang penting transportasi laut sebagai penghubung antar pulau. Salah satunya, dalam pertemuan tersebut membahas mengenai pengembangan infrastruktur pelabuhan dan industri maritim.
 
Selain transportasi laut, juga diadakan pelatihan/course di bidang transportasi udara bagi para delegasi diantaranya: Aviation Internal Auditor, Safety Management System, Legal Aspect of Aviation Security, Aerodrome Certificate Training Course dan Dangerous Good.
 
Agenda lainnya dalam kegiatan BSP 2013 adalah mengunjungi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Ternate, serta berkesempatan untuk menaiki kapal negara milik Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub menuju Pulau Morotai, Maluku.
 
Bandung Spirit Program atau Semangat Bandung tercetus pertama kalinya pada tahun 1955 pada Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung. Konferensi ini telah menghasilkan suatu pondasi yang solid bagi terciptanya kerjasama yang lebih erat antara benua Asia dan Afrika.
 
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yang kedua pada 22-23 April 2005, sebanyak 106 kepala negara, pemerintahan serta utusan khusus mengadakan pertemuan bertema "Reinvigorating The Bandung Spirit : Working Towards a New Asian African Strategic partnership" dan mengesahkan Deklarasi Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Initiative African Strategic Partnership/NAASP) yang dilandasi "Semangat Bandung".
 
Kemudian pada 2007 juga telah dilaksanakan program Bandung Spirit for Selective Pacific Island Countries di Jakarta, Bandung dan Bali. Selanjutnya pada 2009, telah diadakan lokakarya bertajuk "Bandung Spirit Program for Pacific Island Countries in The Framework of New Asian African Strategic Partnership" untuk negara-negara Pacific Island Forum.
 
Serangkaian kegiatan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam menjalin hubungan kerjasama serta mempererat jejaring kerja  dengan negara-negara kawasan pasifik Asia-Afrika.
 
Lima delegasi dari negara peserta, yaitu: Papua New Guinea, Marshall Island, Cook Island, Fiji dan Solomon, sempat  berkunjung ke kantor Kementerian Perhubungan dan bertemu dengan Menteri Perhubungan, EE Mangindaan, pada Jumat pagi (26/4). (RDH)