(Batam, 29 Oktober 2010) Pagi menjelang siang, Pelabuhan Internasional Batam Center tampak ramai dengan penumpang yang baru datang maupun akan pergi ke dari Singapura. Di sudut dermaga, beberapa awak kapal terlihat sibuk menyiapkan kapal cepat yang akan menyeberang ke negeri tetangga tersebut. Nun jauh disana, terlihat sebuah kapal cepat membelah ombak, menuju pelabuhan Batam Center.
Pelabuhan Batam Centre adalah pelabuhan umum feri internasional yang berada di pantai utara pulau Batam, provinsi Kepulauan Riau. Pelabuhan ini menghubungkan kota Batam dengan pelabuhan HarbourFront, Singapore dan pelabuhan Stulang Laut serta Pasir Gudang di Johor Baru, Malaysia. Pelabuhan ini memang hanya melayani penumpang tujuan Singapura dan Malaysia. Selain pelabuhan Batam Centre, ada 4 pelabuhan lain yang melayani rute Batam-Singapura yaitu Pelabuhan Harbour Bay, Pelabuhan Sekupang, Pelabuhan Nongsa Point Bahari, dan Pelabuhan Waterfront Marina City.
Kepala Pos Pelabuhan Penyeberangan Feri Internasional Batam Center, Richard Tuaidan kepada tim www.dephub.go.id yang berkunjung ke sana mengatakan, Batam Center adalah pelabuhan yang baru beroperasi pada Agustus 2003 dan menggantikan pelabuhan Batu Ampar yang sudah tua dan tidak layak pakai pada saat ini. Ada dua perusahaan feri yang beroperasi adalah Batam Fast Ferry Pte. Ltd (Batam Fast) dan Citra Indomas dengan jadwal keberangkatan setiap jam mulai dari jam 06.00 pagi sampai jam 21.00 malam.
Jumlah rata-rata penyeberangan 40 call per hari dengan rata-rata penumpang datang 4000 orang. Menurut Richard, jumlah antara penumpang datang dan berangkat tidak terlalu berbeda. Apabila di Singapura lebih banyak hari yang libur, maka semakin banyak jumlah penumpang yang datang ke Batam. “Kalau musim liburan, jumlah yang datang ke Batam melonjak tapi tetap tertampung oleh Batam,” jelas Richard. Penumpang yang berangkat dari Batam bisa menyampai 50.000-an penumpang per bulannya pada musim liburan.
Dengan 2 perusahaan feri yang melayani rute Batam Center-Singapura, tiket kapal ferry menuju Singapura adalah S$17 sekali jalan dan harganya sama untuk semua perusahaan feri. Selain itu juga ada pajak pelabuhan di Indonesia sebesar S$7 dan pajak pelabuhan di Singapura sebesar S$20.
Pada saat membeli tiket dan booking feri-nya, calon penumpang juga harus harus menyiapkan paspor karena petugasnya akan membuat boarding pass sesuai dengan nama di paspor. Nama tersebut harus sesuai dan tidak bisa dipindah tangankan. Petugas feri juga akan memberikan dua kartu imigrasi, yaitu kartu imigrasi Indonesia dan adalah kartu imigrasi Singapura.
Setelah membeli tiket dan mendapatkan boarding pass, petugas mengecek boarding pass para penumpang sebanyak 2 kali pada saat memasuki terminal keberangkatan dan sebelum naik ke feri.
Richard menjelaskan, tahun ini ada peningkatan dalam hal boarding pass. Dahulu boarding pass-nya menggunakan kertas tapi sekarang sudah menggunakan kartu yang memuat data-data mengenai penumpang seperti nama, jam berangkat, dll. Penggunaan kartu boarding pass ini dilakukan untuk menghemat penggunaan kertas.
Batam Surga Warga Singapura
Batam yang secara geografis berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan jalur lalu lintas pelayaran dikawasan Asia Tenggara terpadat di dunia. Sebagai pintu keluar masuk wisatawan mancanegara, selain Pelabuhan Batam Centre, Pelabuhan Ferry Harbour Bay juga termasuk terminal khusus pariwisata yang cukup ramai. Karena dengan rata-rata penyeberangan 18 call per hari rata-rata mengangkut sekitar 4000 penumpang yang datang dan pergi dengan tujuan Singapura.
Sopian Kamal, Kepala Pos Pelabuhan Penyeberangan Ferry Harbour Bay mengatakan, Harbour Bay kini tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan penumpang Batam-Singapura saja tapi sudah lengkap sebagai kawasan bisnis dan wisata kuliner di tengah kota Batam. Apalagi letaknya yang sangat strategis, hanya 5 menit dari pusat kota Sei Jodoh dan Nagoya. Untuk sampai ke pelabuhan Harbourfront di Singapura, dengan menggunakan kapal ferry yang berangkat tiap jam hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja.
Pelabuhan ini dioperasikan sejak 5 November 2007. Terminal feri tersebut mempunyai fasilitas sebagaimana layaknya bandara seperti toko bebas pajak, tempat penukaran uang, toko pakaian, kafe penjual makanan & minuman, taxi, dan lahan parkir. Akses ke pelabuhan Harbour Bay berupa jalan utama dua jalur yang aman dan nyaman ditempuh siang atau malam. Sepanjang jalan menuju kawasan bisnis seluas 20 hektar tersebut sudah diterangi lampu jalan.
Kawasan Harbour Bay kini dilengkapi dengan 120 ruko, restoran seafood tidak ketinggalan, pub, cafe, karaoke dan dipuaskan lagi dengan view Singapura serta indahnya laut Batam. Baru-baru ini, kawasan dilengkapi dengan hotel bintang lima dan apartemen demi memenuhi selera pengunjung yang kebanyakan turis Singapura.
Investasi untuk mengembangkan kawasan terpadu Harbour Bay ini kabarnya sudah menelan lebih dari Rp 1 triliun. Kawasan ini memang sengaja dibuat seperti kawasan terpadu di Harbour Front Singapura yang di dalamnya terdapat pelabuhan internasional, pusat perbelanjaan, dan kawasan bisnis. Disamping Harbour Bay juga ada pelabuhan internasional Batu Ampar yang menjadi akses utama ekspor impor sehingga kapal besar juga tampak berlabuh di sana.
Sopian menjelaskan, Harbour Bay menjadi ramai karena lokasinya yang terletak di pusat kota dan jarak tempuhnya ke Singapura yang cukup cepat. Dengan waktu 45 menit saja, warga Batam dan Singapura dapat saling mengunjungi.
Heri, Kepala Bidang Komersil Otorita Batam menambahkan, meskipun sudah banyak airlines yang menawarkan perjalanan ke Singapura dengan harga tiket yang terjangkau, ternyata hal tersebut tidak menjadikan pelabuhan-pelabuhan di Batam yang melayani rute Batam-Singapura menjadi sepi. Menurut Heri, memang terjadi penurunan tapi penumpang yang menggunakan jasa feri tersebut masih banyak. “Semenjak tiket pesawat murah, orang Jakarta yang mau ke Singapura lewat Batam jadi berkurang. Tapi orang Batamnya tetap banyak,” tegas Heri.
Batam telah menjadi tujuan wisata bagi wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Sekarang, pesona Batam juga telah menarik perhatian dari wisatawan Korea Selatan. Dalam kurun waktu 2 tahun belakangan ini, banyak turis Korea Selatan yang berwisata ke Batam. Tujuan mereka datang ke Batam adalah untuk menikmati fasilitas pijat dan spa yang ada di Batam. Selain itu, turis Korea Selatan tersebut juga ingin menikmati seafood di Batam karena harganya yang cukup terjangkau.
Paket wisata yang diikuti oleh turis Korea Selatan tersebut adalah ke Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Batam menjadi lokasi pilihan banyak agen wisata di Korea Selatan. Kehidupan tradisional warga Batam juga menarik perhatian turis tersebut. Bahkan ada satu desa di Batam yaitu Desa Sambau yang penduduk desanya dapat berbicara menggunakan bahasa Korea Selatan. Dalam 1 hari, wisatawan Korea Selatan yang mengungjungi desa tersebut dapat mencapai 25 bis. Turis Korea Selatan tersebut senang melihat kehidupan tradisional warga setempat beserta kesenian-keseniannya.
Warga Malaysia banyak mengunjungi Batam untuk berbelanja. Mereka banyak berbelanja di pertokoan atau mal yang ada di Batam karena harganya yang lebih murah dibandingkan di Malaysia ataupun Singapura.
Sedangkan selain warga Singapura yang memang mempunyai tujuan berwisata ke Batam, banyak juga orang Singapura yang membuka usaha di Batam sehingga mereka sering menggunakan feri tersebut untuk bolak-balik Batam-Singapura. Setelah warga Singapura selesai bekerja pada pukul 4 atau 5 sore, mereka banyak yang menyeberang ke Batam untuk menikmati hiburan yang ada di Batam. Dengan S$100, warga Singapura sudah bisa mendapatkan makanan, akomodasi, tiket PP Batam-Singapura, dan menikmati hiburan lainnya di Batam. Oleh karena itu, Batam disebut-sebut surganya warga Singapura. (TIM)