Jakarta (25/7/2011) Menghadapi penyelenggaraan angkutan lebaran 2011 ada enam hal pokok yang harus mendapatkan perhatian khusus. Hal tersebut terkait dengan kelancaran lalu lintas angkutan jalan raya sepanjang jalur pantai utara (pantura) dan pantai selatan.
Dari permasalahan yang ada, beberapa diantaranya rutin terjadi selama musim mudik lebaran dari tahun ke tahun yang hingga kini masih sulit diuraikan diantaranya pasar tumpah di ruas jalan utama dimana terdapat 88 pasar tumpah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Begitu juga dengan kepadatan arus kendaraan roda dua alias sepeda motor yang sulit untuk ditekan. Bahkan diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga lebih dari tujuh persen pada musim mudik mendatang.
Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengemukakan, sepeda motor harus dikelola dengan baik dan harus ada peran serta dari semua pihak dan semua sektor untuk menyukseskan agenda nasional tahunan itu.
“Semua sektor harus lebih baik dan semoga bisa menjadi lebih lancar dan baik lagi,:” ujar Menhub usai Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu di Jakarta, Senin (25/7).
Rapat yang dihadiri perwakilan Kementrian Koordinator Bidang perekonomian, Pekerjaan Umum, Dalam Negeri, Kesehatan, Perdagangan, Pertanian, ESDM, Kominfo, dan Perwakilan dari Dinasi Perhubungan, Gapasdap, Organda, YLKI, INACA, dan MTI, banyak menyoroti masalah lalu lintas angkutan jalan.
Selain dua hal di atas, kondisi yang perlu mendapat perhatian adalah penyelesaian pembangunan jembatan di beberapa titik diantaranya di Dryport kawasan Industri Cikarang, Subang, Brebes, Pait, dan Kendal.
Menurut Dirjen Bina marga Kementrian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto untuk pekerjaan konstruksi selama musim mudik lebaran maka akan dihentikan terlebih dahulu dan akan dilanjutkan usai lebaran sehingga arus lalu lintas bisa berjalan sebagaimana mestinya dan dapat mengurangi kemacetan.
Selanjutnya adalah perlintasan sebidang dengan rel KA yang berpotensi menimbulkan antrian panjang kendaraan diantaranya di Pejagan (Brebes), Cicalengka (Bandung), Sumpiuh (Banyumas), Karanganyar (Kebumen), dan Prupuk (Tegal).
Hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah titik-titik lokasi sumbangan pembangunan tempat ibadah yang menggunakan badan jalan dan dapat menghambat laju kendaraan, serta yang keenam adalah kondisi jalur pantura dan selatan diantaranya jalan lingkar Nagrek, ruas jalan Bumiayu-Prupuk yang ditutup karena longsor dan sudah dapat digunakan, dan pelebaran di lingkar luar Pemalang. (CHAN)