JAKARTA – Kementerian Perhubungan saat ini sedang membangun dan mengembangkan 48 bandara di Provinsi Papua, sebagai komitmen Kemenhub dalam mendukung program Indonesia Sentris. Pembangunan ini juga ditargetkan akan mengurangi disparitas harga di Provinsi Papua. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan ini dalam Konferensi Pers Capaian 4 Tahun Pemerintah Joko Widodo – Jusuf Kalla dengan Tema “Penguatan Indonesia Sentris”di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10).

Selain di Provinsi Papua, untuk mengurangi disparitas harga Kemenhub saat ini juga sedang mengembangkan 16 bandara di Provinsi Papua Barat.

“Kalau kita bicara Indonesia sentris, maka Papua adalah suatu pusat yang harus kita perhatikan. Karena nyata-nyatanya banyak terjadi disparitas harga. Disparitas harga karena memang terbatasnya dan tidak mudahnya angkutan ke Papua,”sebut Menhub.

Menhub menambahkan 40 persen anggaran Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan digunakan untuk Papua, dan difokuskan untuk meningkatkan safety serta peningkatan aksesibilitas.

Lebih lanjut Menhub mengatakan, sebagai bagian dari Sistem Logistik Nasional dan angkutan barang berjadwal untuk mendukung konektivitas antar wilayah di Indonesia, Kemenhub memiliki program Jembatan Udara yang berada di daerah Papua dan Kalimantan Utara. Menurutnya, saat ini subsidi angkutan udara perintis kargo yang telah dianggarkan berjumlah 31 rute.

“Kami juga menyediakan tol udara atau jembatan udara yang menghubungkan dari kota-kota di tepi pantai dan ke kota-kota di pegunungan Papua. Jembatan udara digunakan untuk memasok berton-ton logistik, bersamaan juga kita mensubsidi penumpang untuk menuju Papua dan di Kalimantan Utara,”jelasnya.

Tol Laut Kurangi Disparitas Harga

Melalui Indonesia sentris Kemenhub berkomitmen menyatukan NKRI melalui konektivitas. Secara intensif untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi disparitas harga antara wilayah Indonesia Barat dan Timur dilakukan melalui program tol laut. Tol laut adalah satu upaya dari pemerintah untuk memasok logistik dengan memberikan subsidi bagi angkutan laut. Saat ini sudah ada 15 trayek tol laut yang dijalankan Kemenhub bersama BUMN dan swasta.

Yang menggembirakan setelah program tol laut diluncurkan, menurut Menhub Budi yaitu, terjadinya penurunan harga yang signifikan, mengurangi disparitas harga, serta memberikan harapan bisnis baru bagi masyarakat indonesia bagian timur.

“Karenanya selain dengan swasta, kita juga mengintensifkan dengan Bulog dan semen indonesia, dimana pemerataan harga-harga semen, harga beras, harga –harga barang pokok itu menjadi suatu tujuan kami. Kami memang belum sempurna, masih perlu kita tingkatkan, oleh karenanya kami bahu-membahu untuk meningkatkan produktifitas tol laut tersebut,”ujar Menhub. (HH/RDL/RK/BI)