CILEGON - Libur Natal Tahun Baru serta Libur Lebaran/Idul Fitri merupakan momen yang melelahkan dan menjemukan bagi sebagian masyarakat yang melakukan perjalanan dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatra atau sebaliknya. Hal itu lantaran kemungkinan kemacetan di jalur transportasi Pelabuhan Merak, Banten seringkali terjadi. Terlebih jumlah kendaraan baik roda dua, roda empat, maupun truk angkutan berat, bus dan orang yang akan menyeberang dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlahnya.
Kemacetan sering terjadi karena proses memasuki kapal penyeberangan membutuhkan waktu khusus. Penyeberang baik perorangan maupun yang membawa kendaraan terlebih dahulu harus membeli tiket, kemudian mengantri di dermaga. Selanjutnya, secara bergantian masuk ke dalam kapal sehingga otomatis terjadi antrean menunggu. Jika waktu tunggunya semakin lama, maka antrean menunggunya semakin panjang. Hal ini telah menjadi perhatian sejak lama oleh semua pemangku kepentingan angkutan penyeberangan Merak – Bakauheni serta mencari berbagai solusi untuk mengatasinya.
Aktifasi Dermaga IV
Dermaga IV yaitu salah satu dermaga di Pelabuhan Merak-Bakauheni diresmikan penggunaannya pada Senin (12/10) sebagai salah satu upaya dan solusi mengurangi waktu tunggu yang panjang jika terjadi lonjakan jumlah penyeberang. Hadir dalam acara peresmian operasional Dermaga IV tersebut Walikota Cilegon Edi Ariadi, Kapolda Banten Fiandar, Direktur Operasi 2 PT PP (Persero) Tbk M Toha Fauzi, perwakilan Gapasdap, dan INFA.
Semula Dermaga IV Merak-Bakauheni ini sempat terbengkalai dan tak digunakan selama lebih dari 18 tahun karena ada masalah hukum dengan pihak pengelola. "Sempat mangkrak karena dulu Dermaga IV ini dikelola oleh pihak swasta kemudian ada keadaan di mana pihak swasta tidak bisa shuttle meneruskan pembangunan sehingga ada permasalahan dan kami bisa menemukan kesepakatan akhirnya bisa membangun," ujar Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, kepada pers pada Senin, (12/10).
Pembangunan Dermaga IV dimulai pada tahun 2019 dan nilai proyeknya mencapai Rp 379 miliar. Aktifasi operasional Dermaga IV ini diharapkan mampu mengurangi penumpukan kendaraan saat libur panjang dan arus mudik Lebaran. "Dengan adanya dermaga baru sepasang maka Merak-Bakauheni yang kapasitasnya tadinya 140 trip jadi 160 trip," ujar Ira.
Dermaga IV Merak dapat melayani kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 - 10.000 GRT; tipe dermaga: breasting dolphin; pola sandar: buritan; panjang dermaga: 120m; kedalaman: 8m, sedangkan Dermaga IV Bakauheni dapat melayani kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 - 10.000 GRT; tipe dermaga: quay wall; pola sandar: haluan; panjang dermaga: 150m; kedalaman: 9m.
Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Bakauheni merupakan sepasang pelabuhan komersil yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai lintas penyeberangan yang berada di kawasan pusat perekonomian nasional tentunya diperlukan dukungan infrastruktur.
Solusi Mobilitas Barang dan Orang
Terkait dengan peresmian beroperasinya Dermaga IV ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan beroperasinya Dermaga IV Merak - Bakauheni merupakan solusi agar kegiatan mobilisasi barang maupun penumpang antara pulau Jawa dan Sumatera semakin lancar.
"Pembangunan Dermaga IV Pelabuhan Penyeberangan Merak – Bakauheni merupakan peningkatan dari dermaga yang sudah ada sebelumnya dan kini dapat melayani kapal - kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 – 10.000 GRT (Gross Tonnage)," ujar Dirjen Budi.
Dirjen Budi mengungkapkan, saat ini terjadi kerusakan pada Dermaga V Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, di mana secara teknis akan sangat membahayakan keselamatan pelayaran apabila tetap dioperasikan. Oleh karena itu, kesiapan Dermaga IV diperlukan untuk menjamin kelancaran layanan penyeberangan antar pulau ini.
Peran pelabuhan sangat vital dalam perekonomian nasional dan daerah untuk menjamin kelancaran, keamanan, ketertiban dan keselamatan berlayar maka pemeliharaan fasilitas pelabuhan mutlak dilaksanakan.
Hal ini juga yang harus dilaksanakan PT ASDP Indonesia Ferry selaku operator pelabuhan. Pemeriksaan fasilitas pelabuhan secara rutin merupakan tools untuk dapat melaksanakan langkah tindak lanjut dalam melaksanakan pemeliharaan berkala. Dengan langkah ini diharapkan tidak akan terjadi kerusakan yang bersifat mayor dan gagal fungsi pada fasilitas pelabuhan.
"Selain terjaminnya keselamatan pelayaran tantangan berikutnya adalah peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa terkait dengan kepastian waktu dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Dengan bertambahnya dermaga akan bertambah pula frekuensi keberangkatan maupun kedatangan kapal setiap harinya. Di Pelabuhan Penyeberangan Merak terdapat keterbatasan alur keluar masuk kendaraan," kata Dirjen Budi.
Dirjen Budi berharap, kondisi ini harus diantisipasi dengan pola operasi dan pengaturan jadwal yang optimal serta peningkatan kinerja angkutan penyeberangan. Selanjutnya agar dilaksanakan kajian pola pengaturan alur keluar-masuk kapal termasuk didalamnya pengaturan posisi kapal labuh atau anchor.
Dirjen Budi juga menekankan, dengan pemberlakuan tiket terpadu di lintas penyeberangan Merak – Bakauheni, maka pengguna jasa harus mendapat pelayanan yang sama pada seluruh kapal yang beroperasi di lintas penyeberangan Merak – Bakauheni. "Untuk mewujudkan ini butuh komitmen bersama seluruh stakeholder penyelenggaran angkutan penyeberangan," cetusnya.
Beroperasinya Dermaga IV Merak – Bakauheni diharapkan Libur Natal dan Tahun Baru, serta liburan Lebaran Idul Fitri mendatang bakal lebih nyaman. (IS/AS/HG/HT)