Buku Rekam Jejak Kiprah Kemenhub 2020
Pada tahun 2020, rencana kerja pemerintah difokuskan pada pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan, konektivitas dan pemerataan, nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, ketahanan pangan, air dan energi dan lingkungan hidup, serta stabilitas pertananan dan keamanan. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Perhubungan sudah menyusun program prioritas, kegiatan prioritas, dan proyek prioritas. Namun di awal tahun 2020 ini, terjadi pandemi Covid 19 yang mengguncang seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pandemi tersebut mengubah seluruh aspek kehidupan kita. Namun seperti yang ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia bahwa pembangunan untuk masyarakat tidak boleh berhenti meskipun dalam kondisi pandemi. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan tetap melakukan pembangunan infrastruktur transportasi di tengah pandemi, tentu saja menyesuaikan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Pada tahun 2020, Kementerian Perhubungan melakukan revitalisasi Terminal Bus Tipe A yang ada di seluruh Indonesia. Kementerian Perhubungan juga mendorong inovasi penggunaan sarana transportasi yang ramah lingkungan dengan menerapkan program unggulan pada transportasi perkotaan seperti Bus Rapid Transit (BRT), pembangunan fasilitas integrasi angkutan umum, pembangunan sistem alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) terkoordinasi, pengembangan kawasan tertib lalu lintas dan angkutan, pembangunan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor, dan lain sebagainya. Kementerian Perhubungan membangun 12 Pelabuhan Penyeberangan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba dan Kementerian Perhubungan juga telah menyelesaikan pembangunan Dermaga IV Pelabuhan Penyeberangan Merak – Bakauheni. Kini dermaga IV dapat melayani kapal-kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 – 10.000 GRT sehingga diharapkan mobilisasi barang maupun manusia antara Pulau Jawa dan Sumatera berjalan lancar.
Kementerian Perhubungan juga terus mendukung konektivitas logistik wilayah Indonesia Timur dengan program tol laut. Program tersebut semakin diperluas dengan cakupan wilayah pedalaman dengan menyinergikan dengan moda lain sehingga disparitas harga barang-barang kebutuhan masyarakat tidak terlalu lebar. Dalam pelayanan perintis, Kementerian Perhubungan menyelenggarakan angkutan barang dengan tol laut dengan mekanisme penugasan dan swasta untuk 21 trayek dengan anggaran sebesar Rp456,6 miliar dan pelayanan angkutan kapal ternak sebesar Rp77,61 miliar.
Di sektor transportasi udara, Kementerian Perhubungan juga telah menyelesaikan pembangunan 8 bandara baru yaitu penyelesaian dan optimalisasi Bandar Udara Kertajati di Majalengka, menyelesaikan pembangunan Bandar Udara Kulon Progo di Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport, menyelesaikan revitalisasi Bandar Udara Achmad Yani di Semarang, Jawa Tengah (pengembangan), pengembangan dan revitalisasi Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Bandar Udara Sebatik di Kalimantan Utara (Bandara Baru), Bandar Udara Babullah Ternate, dan Bandar Udara Radin Inten II di Lampung.
Pada sektor perkeretaapian, Kementerian Perhubungan juga terus mendorong reaktivasi sejumlah jalur kereta api lama yang tadinya mati untuk diaktifkan kembali. Jalur-jalur tersebut antara lain jalur Cibatu – Garut dengan panjang 11,5 kilometer dan jalur Banjar – Pangandaran mencapai 83 kilometer. Pembangunan jalur ganda KA lintas selatan Jawa juga terus didorong. Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan pembangunan jalur ganda lintas selatan Jawa sepanjang 550 km dari Cirebon, Purwokerto, Kroya, Jogjakarta, Solo, Madiun, dan Jombang.
Dalam pengembangan sumber daya manusia, Kementerian Perhubungan juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program padat karya. Hingga bulan September tahun 2020, telah terserap tenaga kerja sebanyak 16.686 orang untuk program padat karya di sektor transportasi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Jenis padat karya di sektor transportasi antara lain pembangunan, pemeliharaan, perbaikan serta pembersihan sarana dan prasarana transportasi.
Segala capaian Kementerian Perhubungan tersebut tentu tidak dapat direkam seluruhnya dalam buku ini. Namun buku ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk membangun dan mengembangkan sistem transportasi yang menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan berkesinambungan.