Kepala Bandara Mopah Merauke Herson mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan untuk menaikkan status bandara tersebut, adalah memperpanjang landasan pacu (runway) dari 1850 meter menjadi 2250 meter. Dia mengaku optimistis, Desember mendatang, proyek tersebut akan selesai dikerjakan. "Sekarang, penggarapannya memasuki tahap penimbunan lahan. Insya Allah, Desember sudah bisa dipakai," jelas Herson saat dihubungi Selasa (8/4).
Dipaparkan Herson, proyek tersebut diprediksi akan menghabiskan dana sekitar Rp 24 miliar. Rinciannya, Rp 17 miliar untuk biaya konstruksi dan Rp 7 miliar untuk penimbunan lahan. Jumlah itu sendiri, lanjutnya, tidak termasuk biaya pembebasan lahan sebesar Rp 50,6 miliar.
"Untuk pembebasan lahan, pembiayaannya ditanggung Pemkab Merauke. Dephub juga bantu. Alhamdulillah, selama ini usulan yang kita ajukan selalu direspons baik, tidak pernah ada masalah. Tahun 2005, kita dapat Rp 1 miliar. Lalu kedua, 2006, Rp 2,9 miliar. Tahun 2007, kosong. Tahun 2008 ini kita dapat bantuan dari Pemkab Merauke," katanya. "Tahun depan, akan kita lakukan penambahan 200 meter lagi. Targetnya, Desember 2009 selesai. Pemkab Merauke akan kasih dana lagi Rp 14 miliar. Total bantuan Pemkab mencapai Rp 65 miliar," sambung Herson.
Selain melakukan penambahan landasan pacu, Herson menambahkan, pihaknya juga tengah menyiapkan proyek lanjutan pemagaran keliling areal bandara sepanjang hampir 8000 meter. "Saat ini, pagar yang sudah terpasang sekitar 900-an meter. Masih 7000 meter lebih pagar yang kita butuhkan utuk mengelilingi bandara. Apalagi, ada penambahahan runway," jelasnya. Pada pemagaran tahap pertama, paparnya, telah dihabiskan dana hingga Rp 1 miliar lebih dengan harga per meter pagar sebesar Rp 1,2 juta. Proses pemagaran lanjutan, kata Herson, akan dilakukan mulai tahun depan.
Saat ini, proses tender untuk proyek tersebut tengah dilakukan. Total dana yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut diperkirakan mencapai Rp 10,5 miliar, dengan asumsi harga pagar per meter sebesar Rp 1,5 juta.
"Biayanya memang lebih tinggi dari sebelumnya, karena harga baja naik. Kita berharap, mudah-mudahan tidak ada lagi sapi yang nyelonong masuk ke areal bandara. Masyarakat juga sudah kita edukasi dan mengerti. Sekarang pun, mereka tidak lagi menggembalakan ternak di areal bandara," kata Herson.
Seiring dengan perbaikan infrastruktur, Herson optimistis pihaknya bisa meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) hingga Rp 1 miliar. Karena, kata dia, dengan kian meningkatnya kapasitas bandara, penerbangan di Bandara Mopah pun bisa dioptimalkan. Dengan perpanjangan itu, lanjut Herson, landasan bandara sudah dapat didarati pesawat Boeing 737 seri 400 secara full dan penumpang yang maksimal.
Saat ini, bandara tersebut telah rutin melayani penerbangan komersil multiflight dengan pesawat Boeing 737-300 hasil kerja sama operasi (KSO) Pemkab Merauke dan Merpati. Rute yang dilayani adalah Merauke-Jakarta (Jayapura-Timika-Makassar) dan Jakarta-Merauke (Makassar-Biak-Jayapura).
"Asumsi dengan target seperti itu adalah kenaikan kelas, sehingga kita bisa melakukan pengembangan-pengembangan. Akan ada ekses pengembangan secara makro perekonomian di sekitar bandara. Baik dinas pariwisata maupun dinas lain bisa ikut andil," katanya. Dia berharap, dengan meningkatnya fasilitas infrastruktur, Bandara Mopah bisa dipersiapkan kembali menjadi bandara internasional, dengan membuka akses penerbangan dan dan menuju negara tetangga seperti PNG dan Australia. Tentunya, imbuh Herson, itu akan dijalankan setelah penyempurnaan standarisasi operasi bandara dilakukan.
"Dengan fasilitas bandara yang jauh lebih baik dan standarisasi operasi bandara sudah cukup, kita akan bisa menarik investor dari PNG dan Australia masuk ke Mopah Merauke, yang lebih dekat dari Kupang maupun Jakarta," pungkasnya.
Dephub Mendukung
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Budhi Mulyawan Suyitno mengatakan keinginan untuk menaikkan kelas Bandara Mopah Merauke tersebut bisa terelasisasi namun semua persyaratan kelengkapan standar bandara internasional harus terpenuhi. Kelengkapan tersebut antara lain custom (Bea dan Cukai), imigrasi dan karantina juga harus ada, termasuk lapangan terbangnya juga harus standar internasional. "Masih banyak yang yang harus disempurnakan," ujarnya Selasa (8/4). Budhi sendiri memuji hubungan baik yang berhasil dibina pihak bandara dan Pemkab Merauke selama ini. Jika melihat letak geografi Kabupaten Merauke, menurutnya, Bandara Mopah terbilang strategis untuk melayani penerbangan ke PNG maupun Australia. "Prinsipnya, kita (Dephub) akan mendukung penuh. Tapi tetap harus mengikuti hukum ekonomi. Supply and demand-nya harus diperhatikan. Kalau tidak ada demand, siapa yang mau?" tandasnya. (DIP)
Dipaparkan Herson, proyek tersebut diprediksi akan menghabiskan dana sekitar Rp 24 miliar. Rinciannya, Rp 17 miliar untuk biaya konstruksi dan Rp 7 miliar untuk penimbunan lahan. Jumlah itu sendiri, lanjutnya, tidak termasuk biaya pembebasan lahan sebesar Rp 50,6 miliar.
"Untuk pembebasan lahan, pembiayaannya ditanggung Pemkab Merauke. Dephub juga bantu. Alhamdulillah, selama ini usulan yang kita ajukan selalu direspons baik, tidak pernah ada masalah. Tahun 2005, kita dapat Rp 1 miliar. Lalu kedua, 2006, Rp 2,9 miliar. Tahun 2007, kosong. Tahun 2008 ini kita dapat bantuan dari Pemkab Merauke," katanya. "Tahun depan, akan kita lakukan penambahan 200 meter lagi. Targetnya, Desember 2009 selesai. Pemkab Merauke akan kasih dana lagi Rp 14 miliar. Total bantuan Pemkab mencapai Rp 65 miliar," sambung Herson.
Selain melakukan penambahan landasan pacu, Herson menambahkan, pihaknya juga tengah menyiapkan proyek lanjutan pemagaran keliling areal bandara sepanjang hampir 8000 meter. "Saat ini, pagar yang sudah terpasang sekitar 900-an meter. Masih 7000 meter lebih pagar yang kita butuhkan utuk mengelilingi bandara. Apalagi, ada penambahahan runway," jelasnya. Pada pemagaran tahap pertama, paparnya, telah dihabiskan dana hingga Rp 1 miliar lebih dengan harga per meter pagar sebesar Rp 1,2 juta. Proses pemagaran lanjutan, kata Herson, akan dilakukan mulai tahun depan.
Saat ini, proses tender untuk proyek tersebut tengah dilakukan. Total dana yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut diperkirakan mencapai Rp 10,5 miliar, dengan asumsi harga pagar per meter sebesar Rp 1,5 juta.
"Biayanya memang lebih tinggi dari sebelumnya, karena harga baja naik. Kita berharap, mudah-mudahan tidak ada lagi sapi yang nyelonong masuk ke areal bandara. Masyarakat juga sudah kita edukasi dan mengerti. Sekarang pun, mereka tidak lagi menggembalakan ternak di areal bandara," kata Herson.
Seiring dengan perbaikan infrastruktur, Herson optimistis pihaknya bisa meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) hingga Rp 1 miliar. Karena, kata dia, dengan kian meningkatnya kapasitas bandara, penerbangan di Bandara Mopah pun bisa dioptimalkan. Dengan perpanjangan itu, lanjut Herson, landasan bandara sudah dapat didarati pesawat Boeing 737 seri 400 secara full dan penumpang yang maksimal.
Saat ini, bandara tersebut telah rutin melayani penerbangan komersil multiflight dengan pesawat Boeing 737-300 hasil kerja sama operasi (KSO) Pemkab Merauke dan Merpati. Rute yang dilayani adalah Merauke-Jakarta (Jayapura-Timika-Makassar) dan Jakarta-Merauke (Makassar-Biak-Jayapura).
"Asumsi dengan target seperti itu adalah kenaikan kelas, sehingga kita bisa melakukan pengembangan-pengembangan. Akan ada ekses pengembangan secara makro perekonomian di sekitar bandara. Baik dinas pariwisata maupun dinas lain bisa ikut andil," katanya. Dia berharap, dengan meningkatnya fasilitas infrastruktur, Bandara Mopah bisa dipersiapkan kembali menjadi bandara internasional, dengan membuka akses penerbangan dan dan menuju negara tetangga seperti PNG dan Australia. Tentunya, imbuh Herson, itu akan dijalankan setelah penyempurnaan standarisasi operasi bandara dilakukan.
"Dengan fasilitas bandara yang jauh lebih baik dan standarisasi operasi bandara sudah cukup, kita akan bisa menarik investor dari PNG dan Australia masuk ke Mopah Merauke, yang lebih dekat dari Kupang maupun Jakarta," pungkasnya.
Dephub Mendukung
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Budhi Mulyawan Suyitno mengatakan keinginan untuk menaikkan kelas Bandara Mopah Merauke tersebut bisa terelasisasi namun semua persyaratan kelengkapan standar bandara internasional harus terpenuhi. Kelengkapan tersebut antara lain custom (Bea dan Cukai), imigrasi dan karantina juga harus ada, termasuk lapangan terbangnya juga harus standar internasional. "Masih banyak yang yang harus disempurnakan," ujarnya Selasa (8/4). Budhi sendiri memuji hubungan baik yang berhasil dibina pihak bandara dan Pemkab Merauke selama ini. Jika melihat letak geografi Kabupaten Merauke, menurutnya, Bandara Mopah terbilang strategis untuk melayani penerbangan ke PNG maupun Australia. "Prinsipnya, kita (Dephub) akan mendukung penuh. Tapi tetap harus mengikuti hukum ekonomi. Supply and demand-nya harus diperhatikan. Kalau tidak ada demand, siapa yang mau?" tandasnya. (DIP)