Salah satu perusahaan maskapai yang berusaha merealisasikan arahan Menhub tersebut adalah PT Merpati Nusantara Airlines. Salah satu maskapai nasional milik pemerintah ini berencana akan mengembalikan pesawat-pesawat sewaan yang boros pemakaian avtur kepada pemiliknya. Sebagaimana diungkapkan Direktur Operasi Merpati Abhy Widya, pemulangan pesawat boros bahan bakar tersebut untuk mengantisipasi lonjakan harga minyak mentah dunia yang kini sudah mencapai USD 135 per barel.
"Dalam rangka penghematan terkait mahalnya minyak dunia, kita perlu melakukan sejumlah tindakan. Salah satunya dengan mengganti pesawat yang boros avtur, seperti Boeing 737-200, dengan tipe lain yang lebih hemat," ujar Abhy kepada wartawan, di sela-sela peluncuran program Terbang Berhadiah Rp 500.000, Selasa (27/5).
Langkah penghematan ini, kata Abhy, perlu dilakukan agar biaya operasional bisa ditekan dan tidak membebani kepada harga tiket sehingga masih terjangkau oleh masyarakat. "Merpati saat ini memiliki 35 armada dari berbagai jenis. Tujuh di antaranya merupakan Boeing 737-200. Jenis ini agak boros avtur bila dibandingkan lainnya," kata Abhy. (DIP)
"Dalam rangka penghematan terkait mahalnya minyak dunia, kita perlu melakukan sejumlah tindakan. Salah satunya dengan mengganti pesawat yang boros avtur, seperti Boeing 737-200, dengan tipe lain yang lebih hemat," ujar Abhy kepada wartawan, di sela-sela peluncuran program Terbang Berhadiah Rp 500.000, Selasa (27/5).
Langkah penghematan ini, kata Abhy, perlu dilakukan agar biaya operasional bisa ditekan dan tidak membebani kepada harga tiket sehingga masih terjangkau oleh masyarakat. "Merpati saat ini memiliki 35 armada dari berbagai jenis. Tujuh di antaranya merupakan Boeing 737-200. Jenis ini agak boros avtur bila dibandingkan lainnya," kata Abhy. (DIP)