"Setiap hari mengatakan akan di-ground breaking, tetapi mundur terus. Kelihatannya mundurnya karena izin-berizin. Mungkin juga karena terlalu banyak joint venture-nya," ujar Menhub kepada wartawan usai Sholat Jum’at di kantornya, Jum’at (11/4). "Seharusnya Meneg BUMN agar mendorong Railink untuk lebih cepat beroperasi, karena ada di bawah koordinasinya. Kalau Dephub, hanya berharap KA Bandara bisa sesuai target, karena keperluannya sudah mendesak," imbuh Menhub.
Pengerjaan awal proyek KA Bandara itu sendiri dijadwalkan pertengahan tahun ini. Ditegaskan Jusman pula, Dephub tidak akan mengambil alih proyek tersebut. Kendati, kata dia, melihat kebutuhan pengadaan infrasturktur transportasi alternatif menuju bandara internasional itu kian mendesak. Sementara pada sisi lain, peran jalan tol yang menjadi akses utama pengguna saat ini tidak lagi optimal.
Keberadaan air laut pasang yang telah sempat melumpuhkan akses menuju Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu, terus mengancam, semakin menegaskan KA Bandara menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi kebutuhan transportasi di sana.
Beberapa waktu sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Dephub Wendy Aritenang Yazid, menyatakan, pemerintah akan memberikan kemudahan fasilitas agar proyek KA Bandara segera dibangun. Fasilitas itu, paparnya, bisa berupa percepatan pemberian izin trase sampai konsesi penyelenggaraan KA Bandara. Termasuk di antaranya, penggunaan Stasiun Dukuh Atas sebagai city air terminal.
KA Bandara jalur Manggarai-Soekarano Hatta akan menempuh jarak 32,73 km (melintasi Dukuh Atas-Tanah Abang-Angke-Pluit-Pantai Indah Kapuk-Terminal 1 dan 3 Soekarno-Hatta), dan dibangun di atas tanah mengikuti jalur jalan tol bandara. Proyek KA Bandara diwajibkan dibangun untuk bandara yang telah menampung jumlah penumpang pesawat mencapai 10 juta per tahun. Sementara itu, jumlah penumpang Bandara Soekarno-Hatta saat ini telah mencapai 32 juta penumpang per tahun. (DIP)