"Mereka adalah Mandala Airlines, Lion Air, Indonesia Air Asia dan Batavia Air. Peluangnya, tidak sulit," kata Direktur Angkutan Udara Departemen Perhubungan (Dephub) Tri Sunoko saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Rincian rute yang diminati adalah Indonesia Air Asia untuk penerbangan Jakarta-Singapura dengan frekuensi seminggu sekali, Mandala berminat masing-masing dua kali dalam sepekan pada rute Jakarta-Batam dan Jakarta-Jambi.
Sedangkan, Lion Air mengajukan izin rute Jakarta-Bengkulu, Jakarta-Padang, Jakarta-Pontianak, Jakarta-Yogyakarta, masing-masing tujuh kali dalam seminggu. Kemudian sehari dua kali untuk rute Jakarta-Palembang dan Jakarta-Medan. Batavia Air mengajukan izin rute Jakarta-Surabaya, Jakarta-Balikpapan, dan Surabaya-Balikpapan, masing-masing sehari sekali.
Dijelaskannya, evaluasi terhadap permintaan tersebut akan dilakukan dalam pekan ini dengan mempertimbangkan tingkat isian (load factor) penumpang pada masing-masing rute. "Syaratnya masing-masing rute minimal di atas 50 persen. Lalu, utilisasi dari pesawat-pesawat yang akan dioperasikan," katanya. Dijelaskannya, utilisasi pesawat akan dikaitkan dengan rotasi armada tersebut pada rute yang biasa diterbanginya.
Ia mencontohkan, bila rute yang ada saat ini, pesawat adalah wilayah timur, sementara pengajuan izin pengoperasian rute baru pada jalur barat, maka Dephub tidak akan mengeluarkan izin. "Karena akan terjadi 'delay' (keterlambatan) penerbangan, dia baru terbang dari timur berikutnya beroperasi ke wilayah barat. Jadi, tidak mungkin hal seperti ini diberikan ijin rute," kata Tri.
Sejak izin rute AdamAir dicabut pada 9 April 2008 sebagai tindak lanjut pencabutan izin terbang pada 18 Maret 2008, belum ada maskapai yang secara permanen mengisi rute yang ditinggalkan perusahaan penerbangan itu. Dephub sejauh ini hanya mengeluarkan izin sementara penambahan frekuensi penerbangan kepada maskapai yang mau melayani. "Itu ijin harian," katanya.
Kemudian, penawaran resmi kepada mereka untuk melayani 21 rute domestik dan 4 rute internasional bekas AdamAir ini baru dikeluarkan 22 Maret 2008, khusus kepada tujuh maskapai nasional. Dari tujuh ini dikurangi empat maskapai yang telah mengajukan, sedangkan Garuda Indonesia, Wings Air dan Merpati belum mengajukannya.
Rute-rute yang diterbangi AdamAir kala beroperasi dulu, cukup potensial. Dalam sepekan, frekuensi penerbangan AdamAir untuk rute domestik adalah 490 kali sementara rute intermasional mencapai 42 kali. Adapun jumlah penumpang domestik terangkut pada tahun lalu mencapai 5,2 juta dan penumpang tujuan luar negeri sebanyak 120.618 orang .(ES)
Sedangkan, Lion Air mengajukan izin rute Jakarta-Bengkulu, Jakarta-Padang, Jakarta-Pontianak, Jakarta-Yogyakarta, masing-masing tujuh kali dalam seminggu. Kemudian sehari dua kali untuk rute Jakarta-Palembang dan Jakarta-Medan. Batavia Air mengajukan izin rute Jakarta-Surabaya, Jakarta-Balikpapan, dan Surabaya-Balikpapan, masing-masing sehari sekali.
Dijelaskannya, evaluasi terhadap permintaan tersebut akan dilakukan dalam pekan ini dengan mempertimbangkan tingkat isian (load factor) penumpang pada masing-masing rute. "Syaratnya masing-masing rute minimal di atas 50 persen. Lalu, utilisasi dari pesawat-pesawat yang akan dioperasikan," katanya. Dijelaskannya, utilisasi pesawat akan dikaitkan dengan rotasi armada tersebut pada rute yang biasa diterbanginya.
Ia mencontohkan, bila rute yang ada saat ini, pesawat adalah wilayah timur, sementara pengajuan izin pengoperasian rute baru pada jalur barat, maka Dephub tidak akan mengeluarkan izin. "Karena akan terjadi 'delay' (keterlambatan) penerbangan, dia baru terbang dari timur berikutnya beroperasi ke wilayah barat. Jadi, tidak mungkin hal seperti ini diberikan ijin rute," kata Tri.
Sejak izin rute AdamAir dicabut pada 9 April 2008 sebagai tindak lanjut pencabutan izin terbang pada 18 Maret 2008, belum ada maskapai yang secara permanen mengisi rute yang ditinggalkan perusahaan penerbangan itu. Dephub sejauh ini hanya mengeluarkan izin sementara penambahan frekuensi penerbangan kepada maskapai yang mau melayani. "Itu ijin harian," katanya.
Kemudian, penawaran resmi kepada mereka untuk melayani 21 rute domestik dan 4 rute internasional bekas AdamAir ini baru dikeluarkan 22 Maret 2008, khusus kepada tujuh maskapai nasional. Dari tujuh ini dikurangi empat maskapai yang telah mengajukan, sedangkan Garuda Indonesia, Wings Air dan Merpati belum mengajukannya.
Rute-rute yang diterbangi AdamAir kala beroperasi dulu, cukup potensial. Dalam sepekan, frekuensi penerbangan AdamAir untuk rute domestik adalah 490 kali sementara rute intermasional mencapai 42 kali. Adapun jumlah penumpang domestik terangkut pada tahun lalu mencapai 5,2 juta dan penumpang tujuan luar negeri sebanyak 120.618 orang .(ES)