Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Iskandar Abubakar saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin. "Memang, kami ada rencana untuk membangun break water di Dermaga IV Merak, untuk memudahkan kapal sandar. Saat ini rancangannya tengah dalam pembahasan," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, akibat tak adanya pemecah ombak di Dermaga IV tersebut, kapal-kapal yang hendak bersandar kerap kesulitan. Terutama ketika cuaca tengah tidak bersahabat dan memunculkan ombak yang lumayan tinggi. Kondisi ini juga kerap memaksa pengelola pelabuhan menutup dermaga untuk sementara waktu. Imbasnya, proses penyeberangan di dermaga itu pun terhambat.
Aksi penutupan terakhir dilakukan pengelola Pelabuhan Merak pada Kamis (27/3) hingga Jumat (28/3) lalu. Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Utama Merak Mohammad Ikhsan, mengatakan, penghentian pengoperasian dermaga IV dikarekanan cuaca buruk yang terjadi sejak Kamis malam.
"Di dermaga IV tidak ada pemecah ombaknya. Kalau gelombang laut besar seperti ini, kapal sulit untuk sandar. Demi keselamatan, dermaga terpaksa kita tutup sementara. Ini semua karena faktor alam yang tak bisa kita lawan. Mau tak mau, harus bersabar," kata Ikhsan kepada wartawan, Jumat (28/3). Akibat penutupan ini, penumpukkan kendaraan pengangkut barang di Pelabuhan Merak, kembali terjadi. Antrean truk barang yang akan menyeberang ke Sumatera melalui dermaga ini, di jalan masuk pelabuhan, mencapai hingga sekitar 1,5 kilometer, hingga ke fly over Jalan Cikuasa Atas. Pihak pelabuhan yang berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polres Cilegon pun membelakukan sistem buka tutup untuk mengatasi antrean.
Iskandar Abubakar sendiri menyempatkan diri untuk melakukan pemantauan di Dermaga IV. "Memang harus segera dibangun pemecah ombak di dermaga itu sebagai salah satu solusi. Sekarang, kami sedang mengkajinya," jelasnya lagi. (DIP)