Status black area ini akan berdampak negative terhadap hubungan ekonomi dan politik Indonesia dengan dunia internasional. Oleh karena itu keberadaan BASARNAS memiliki andil yang besar dalam menjaga citra Indonesia sebagai daerah yang aman untuk penerbangan dan pelayaran. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Haryogi, Sesjen Departemen Perhubungan, pada acara peresmian pengoperasian Kapal SAR (Rescue Boat) Jakarta 01 milik BASARNAS. Acara peresmian pengoperasian kapal ini dilakukan di Dermaga Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok Jakarta Kamis 28 Februari 2008, sekaligus merupakan perayaan ulang tahun BASARNAS yang ke-36.
Lebih lanjut Menhub dalam sambutannya menegaskan bahwa, tantangan yang dihadapi BASARNAS cukup berat mengingat frekuensi penerbangan dan pelayaran yang melintas di wiliayah Indonesia sangat tinggi karena letak Indonesia yang sangat strategis di antara 2 samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik. Frekuensi lalulintas penerbangan dan pelayaran yang tinggi ini memunculkan resiko musibah pelayaran dan penerbangan yang tinggi pula. Tantangan tersebut akan terus berkembang seiring dengan perkembangan moda transportasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang transportasi yang membuat mobilitas manusia dan barang akan semakin tinggi dari waktu ke waktu. Selain itu BASARNAS juga dihadapkan dengan tugas-tugas operasi SAR di luar transportasi seperti musibah bencana alam dan musibah lainnya.
Menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan langkah untuk lebih memberdayakan BASARNAS agar lebih mampu meningkatkan kinerjanya. Salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah adalah meningkatkan status kelembagaan BASARNAS menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)dengan Keputusan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 yang mengatur BASARNAS menjadi lembaga di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. "Dengan adanya perubahan kelembagaan ini diharapkan BASARNAS dapat berdaya guna lebih optimal" kata Menteri Perhubungan .
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Selain pembenahan kelembagaan, pemberdayaan BASARNAS juga dilakukan dengan meningkatkan ketersedian peralatan SAR. Dengan peluncuran Rescue Boat Jakarta 01, maka saat ini BASARNAS telah memiliki 16 buah rescue boat. Pada tahun ini diharapkan akan dilaksanakan lagi penambahan rescue boat sebanyak 6 buah.
Saat ini Basarnas memiliki UPT 25 kantor SAR yang tersebar diwilayah Indonesia dan didukung jumlah karyawan 1334 orang. Peralatan yang dimiliki Basarnas selain rescue boat adalah 10 buah helikopter sebagai sarana utama dalam rangka tindak awal operasi berpangkalan di Jakarta, Surabaya, Tanjung Pinang.
Peralatan yang ada saat ini terhitung masih minim untuk menjangkau wilayah Indonesia yang sangat luas. Oleh karena itu operasional SAR masih sangat bergantung pada potensi SAR yang lain baik pemerintah maupun instansi swasta. Dengan bertambahnya tanggungjawab yang diemban Basarnas diharapkan pemenuhan sarana dan prasanara SAR dapat dilaksanakan secara memadai (BRD/YS/YFA)