”Pemerintah akan terus berusaha mengupayakan terwujudnya Zero Accident dalam sistem transportasi kita. Salah satunya melalui kampanye keselamatan ini,” ujarnya saat memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta. ”Pemerintah akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkannya.” Menhub meminta, upaya untuk mewujudkan transportasi yang aman itu tidak hanya menjadi hajat Departemen Perhubungan bersama dengan pihak kepolisian, yang menurutnya telah sukses dalam mengawal pelaksanaan angkutan mudik Lebaran 2008.

”Karena semua pihak berkepentingan terhadap keselamatan transportasi, masyarakat juga harus ikut andil dalam mewujudkan transportasi aman. Karena dengan terwujudnya sistem transportasi yang aman, tingkat kecelakaan akan dapat ditekan serendah mungkin,” ujarnya.

Salah satu kontribusi yang diharapkan pemerintah dapat diberikan masyarakat dalam merealisaskan sistem transportasi yang aman, kata Menhub, adalah dengan mematuhi semua aturan keselamatan dan ketertiban berkendara. ”Kalau pakai sepeda motor tidak berboncengan lebih dari dua orang dan selalu berjalan di kiri, tidak melanggar tata tertib, juga melengkapi diri dengan perlatan keselamatan,” papar Menhub.

Tak hanya memberikan pidato dan wejangan seputar keselamatan dan ketertiban transportasi, Menhub Jusman juga menyempatkan diri untuk untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari para peserta. Salah satunya adalah pertanyaan apakah pemerintah akan memberikan subsidi angkutan umum untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Menhub menjawab, ”Pemerintah sudah dan masih memberikan subsidi angkutan umum untuk memudahkan masyarakat. Busway dan Transjogja adalah contohnya,” kata Menhub. Ditambahkan Menhub, tidak hanya dengan menyiapkan sarana transportasi yang murah dan aman, subsidi terkait juga tetap diberikan pemerintah kepada masyarakat melalui cara lain. ”Ketika membeli BBM, ada subsidi di sana yang nilainya masih sangat besar,” jelasnya.

Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Kemitraan Perhubungan Iskandar Abubakar yang mendampingi Menhub menambahkan, di sisi lain, pemerintah juga memiliki skema lain untuk menekan tarif angkutan umum. Yaitu dengan mengeluarkan regulasi tentang standar emisi gas buang yang mengacu pada standar Euro-2 untuk kendaraan bermesin diesel.

”Dengan emisi rendah, penggunaan bahan bakar angkutan umum bisa lebih irit sehingga biaya operasional pun berkurang,” jelasnya. Bahkan, menurutnya, ”Di Eropa, 50 persen kendaraan pribadi menggunakan bahan bakar solar. Masyarakat banyak yang memilih itu karena selain hemat, emisi gas buangnya juga rendah.” (DIP)