Gunung Kidul. Kehadiran bandara di Pulau Miangas di Sulawesi Utara membawa kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Miangas. Dengan adanya Bandara tersebut, perekonomian dan mobilitas masyarakat semakin meningkat. Demikian disampaikan oleh Hibor Arunda'a salah satu pensiunan guru sekaligus tokoh masyarakat di Pulau Miangas, ketika mengikuti acara Dialog Sinergi Membangun Bangsa untuk mensosialisasikan capaian kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo di Bangsal Sewokoprodjo di Wonosari, Gunung Kidul, Sabtu (12/8).
"Kami sangat berterimakasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dengan hadirnya bandara di Miangas ekonomi di Miangas setelah ada bandara ini lalu ada penerbangan ada perubahan dari yang tadinya masih di bawah sekarang naik sedikit," ujar Arunda'a ditemani Petrus Mambu seorang nelayan tradisional asal Miangas.
Dengan hadirnya bandara di Pulau Miangas, diceritakan Arunda'a telah terjadi perubahan dinamika yang sangat menonjol di kehidupan masyarakat Pulau Miangas. Sebelum ada Bandara Miangas masyarakat setempat hanya mengandalkan transportasi laut yaitu kapal perintis. Namun kapal perintis tidak bisa melayani angkutan ke dan dari Miangas ketika cuaca buruk dan gelombang tinggi, sehingga tidak dapat diandalkan masyarakat.
"Pernah suatu waktu kapal sudah terlihat akan berlabuh di Miangas akan tetapi karena cuaca, kapal perlu waktu 4 hari untuk bersandar," ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya dengan hadirnya Bandara Miangas, masyarakat berbelanja kebutuhan pokok di Bitung atau Tahuna dengan pesawat terbang. Dengan begitu waktu yang mereka perlukan lebih singkat.
"Mereka saat ini memilih menggunakan transportasi pesawat terbang karena setelah diperhatikan biaya yang dipakai untuk kapal perintis yang punya resiko gelombang laut yang sewaktu-waktu berubah mereka lebih memiliki pesawat terbang," ujar Arunda'a.
Akan tetapi terkait sektor transportasi, masyarakat Miangas berharap frekuensi penerbangan dari dan ke Miangas ditambah. Saat ini maskapai Wings Air melayani penerbangan ke Miangas 1 kali dalam seminggu.
Meskipun begitu, diakui Arunda'a harga kebutuhan pokok (sembilan bahan pokok/sembako) di Miangas masih cukup tinggi, karena pesawat yang ada saat ini hanya diprioritaskan untuk mengangkut penumpang bukan barang. Akan tetapi harga kebutuhan pokok tersebut dipastikan masih terjangkau masyarakat.
Selain harga kebutuhan pokok, diungkapkan Arunda'a program BBM satu harga pemerintah belum dirasakan masyarakat Miangas. Harga BBM di pulau berpenduduk 802 jiwa tersebut masih sangat tinggi.
"BBM di miangas harganya sangat tinggi, harga BBM jenis premium Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per liter, sekarang dengan adanya program pemerintah BBM satu harga, saya berharap harga BBM di Miangas dan Jakarta bisa sama," harapnya.
Dengan adanya kemajuan sektor transportasi di Miangas, ini menjadi bukti komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Nawa Cita, menghadirkan negara bagi kepentingan seluruh masyarakat dan membangun Indonesia dari pinggiran. Dengan adanya bandara, dikatakan Arunda'a semakin meyakinkan kecintaan dan kebanggan masyarakat Miangas menjadi bagian dari Indonesia. (GD/TH/BS/HA)