JAKARTA - Dalam rangka membela kepentingan Indonesia, regional ASEAN dan/ atau Asia Pasifik dalam penentuan kebijakan di bidang teknis, ekonomi, politik dan hukum penerbangan sipil yang dikeluarkan oleh ICAO, Kementerian Perhubungan RI c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bermaksud untuk kembali maju pada pencalonan menjadi Anggota Dewan ICAO Periode 2016-2019.

Dalam rangka mensukseskan upaya dimaksud, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara - Kementerian Perhubungan RI akan menyelenggarakan Diplomatic Reception di Ruang Mataram, Gedung Karya, Kementerian Perhubungan RI pada tanggal 6 November 2015.

International Civil Aviation Organization (ICAO) merupakan badan di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus utama kegiatannya adalah bidang penerbangan sipil dengan 191 negara-negara anggota. Dari seluruh negara anggota ICAO tersebut, hanya 36 negara yang diperbolehkan ikut serta dalam pertemuan komisi-komisi teknis untuk membahas regulasi baru yang akan dikeluarkan oleh ICAO. Ke-36 negara tersebut adalah negara-negara yang tergabung dalam Anggota Dewan ICAO. Pemilihan keanggotaan negara-negara tersebut dilakukan melalui mekanisme pemilihan pada Sidang Umum secara secret ballot setiap 3 (tiga) tahun sekali. Sidang umum ICAO atau ICAO Assembly selanjutnya akan digelar pada bulan September/ Oktober 2016.

Diplomatic Receptionadalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mensukses upaya Pencalonan Menjadi Anggota Dewan ICAO. Diplomatic Reception yang akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan RI akan mengundang Para Duta Besar negara-negara sahabat serta Perwakilan Organisasi Internasional yang berkedudukan di Indonesia dengan bentuk cocktail reception dengan tujuan menggalang dukungan negara-negara sahabat, terutama para negara-negara anggota ICAO untuk mendukung Indonesia pada pemilihan Anggota Dewan ICAO saat Sidang Umum ICAO ke-39 di Montreal, Kanada pada bulan September/ Oktober 2016 mendatang.

Diplomatic Reception Dalam Rangka Pencalonan Indonesia Menjadi Anggota Dewan ICAO akan diawali dengan tarian Lenggang Nyai Betawi dan dibuka oleh Sambutan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Ignasius Jonan. Menteri Perhubungan berharap agar upaya pencalonan Indonesia mendapat dukungan penuh dari negara-negara sahabat, Organisasi Internasional yang berkedudukan di Indonesia, Kementerian di Indonesia serta Operator Penerbangan di Indonesia, baik badan usaha angkutan udara, operator bandar udara maupun operator navigasi penerbangan.

Kegiatan dilanjutkan dengan paparan oleh Utusan Khusus Menteri Perhubungan Untuk ICAO, Bapak Indroyono Susilo tentang kemajuan penerbangan Indonesia. Utusan khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO diangkat langsung oleh Menteri Perhubungan untuk ikut membantu menyusun rencana kerja atau roadmap dan mensukseskan Indonesia menuju pemilihan anggota Dewan ICAO. Didalam paparan yang disampaikan, Bapak Indroyono diantaranya menyampaikan tentang potensi-potensi penerbangan Indonesia seperti cakupan Flight Information Region (FIR) Indonesia yang setara dengan 25 FIR negara-negara di Eropa. Selain itu disampaikan pula bahwa Indonesia melakukan pengendalian terhadap 4 rute regional utama/ major regional traffic flows dari total 9 rute utama di dunia, Indonesia menduduki posisi ke 8 dari sisi jumlah penumpang pesawat udara yang diangkut selama 2011-2015 versi World Bank, Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta menduduki posisi ke 12 sebagai bandar udara tersibuk di dunia pada tahun 2014 versi Airport Council International (ACI) dan informasi-informasi penting lainnya.

Susunan acara dilanjutkan dengan inti dari Diplomatic Reception yaitu kegiatan pendekatan secara bilateral antara Indonesia dengan negara-negara dunia yang dilakukan dengan mekanisme lobi-lobi. Kegiatan lobi-lobi Indonesia dilakukan oleh Pejabat Eselon I, Eselon II dan Eselon III yang menangani bidang kerjasama luar negeri di Lingkungan Kementerian Perhubungan RI kepada Duta Besar negara-negara dunia yang berkedudukan di Indonesia.

Indonesia berharap penuh agar upaya ini dapat mendukung suksesnya pencalonan Indonesia menjadi Anggota Dewan ICAO Periode 2016-2019.