(Jakarta, 11/10/2011) Special Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) Transport, Infrastructure, and ICT Development (TIICTD) Cluster Meeting telah berlangsung di Kota Kinabalu, Malaysia, pada 22 September 2011. Pertemuan menyepakati untuk memperlancar komunikasi dengan pertemuan dan pemanfaatan teknologi, seperti internet dan conference call untuk lebih leluasa berkomunikasi.

Semua stakeholders termasuk sektor swasta perlu lebih dilibatkan secara intensif. Sehubungan dengan hal tersebut disepakati perlunya ada profit bagi pihak swasta yang diwujudkan dengan pemberian insentif dan market sounding untuk investor ataupun konsumen yang potensial. 

Pertemuan tersebut didahului dengan The Sea Linkages Working Group Special Meeting dan Air Linkages Working Group Special Meeting, dan Construction and Construction Materials Working Group, yang diadakan secara paralel di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia tanggal 20-21 September 2011. Rangkaian pertemuan ini diadakan berdasarkan kesepakatan pada Pertemuan BIMP-EAGA TIICTD Cluster Meeting di Puerto Princessa, Filipina, 21-23 Juni 2011. 

Pertemuan BIMP-EAGA TIICTD Cluster Special Meeting dipimpin oleh Pengiran Md. Zain, Director of Transportation, Ministry of Communication Brunei Darussalam dan dihadiri oleh wakil dari negara-negara BIMP-EAGA, BIMP-EAGA Business Council (BEBC). Dalam sambutan pembukaannya, Ketua TIICTD Cluster menyampaikan bahwa cluster ini sangat berkembang sehingga perlu diadakan beberapa rangkaian special meetings. Pertemuan ini merupakan special meeting pertama dan special meeting berikutnya, yaitu TIICTD Strategic Planning Meeting akan diadakan di Manila, pada Januari 2012.

Salah satu hasil dari Pertemuan The Sea Linkages Working Group Special Meeting, dimana Indonesia bertindak sebagai chair, telah berhasil diselesaikan sekitar 80% pembahasan Memorandum of Understanding on Conventional Sized Ships (NCSS). Masukan terhadap draft terakhir diharapkan telah dapat disampaikan sebelum 15 November 2011. Penentuan kualifikasi expert yang akan menentukan draft harmonisasi peraturan mengenai NCSS sangat krusial dalam melindungi kepentingan Indonesia untuk mendukung standar nasional yang sudah ada. Diharapkan MoU on NCSS dan Protocol to Ammend MoU on Air Linkages dapat ditandatangani pada Transport Ministerial Meeting ke-7 tahun 2012. Terkait Pertemuan Construction and Construction Material Working Group, Indonesia perlu mengkaji lebih lanjut mengenai kerjasama yang dapat dilakukan di bawah Working Group ini, sehubungan dengan rencana mengaktifkan kembali Working Group yang sempat vakum sejak 2007. (RS)