(Lampung, 22/7/2010) Dalam mendukung pembangunan wilayah Sumatera, secara umum Kementerian Perhubungan telah menetapkan sejumlah sasaran pembangunan transportasi yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan. “Sasaran-sasaran tersebut mencakup peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi back log maupun bottleneck sebagaimana diuraikan dalam sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda,” demikian dijelaskan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono saat memberikan keynote speech di acara  Sumatera Development Summit 2010, di hotel Novotel, Bandar Lampung, Kamis (22/7).

Sasaran pembangunan yang telah ditetapkan Kemenhub mencakup moda transportsi darat, laut, udara dan kereta api. Secara umum untuk transportasi darat, Wamenhub menjelaskan, sasaran pembangunan di bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), antara lain :pemenuhan fasilitas keselamatan LLAJ, peningkatan kondisi serta jumlah sarana dan  prasarana, peningkatan keterjangkauan pelayanan angkutan umum, mewujudkan teknologi sarana yang ramah lingkungan dan penanganan dampak dari polusi udara, penyelenggaraan transportasi perkotaan yang terpadu serta peningkatan SDM LLAJ.

Untuk Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP), sasaran pembangunan ditujukan antara lain : peningkatan keselamatan dan kelaikan sarana ASDP, peningkatan jumlah dermaga dan kapasitas lintas penyeberangan, peningkatan pelayanan perintis,dan mendorong peran serta swasta dan  pemda dalam pembangunan dan pengelolaan ASDP. “Kementerian Perhubungan  terus melakukan pengembangan dermaga Merak-Bakauheni termasuk penyediaan kapalnya, direncanakan dalam 5 (lima) tahun mendatang  dikembangkan 63 (enam puluh tiga) lintas baru baik dalam propinsi maupun antar propinsi, dan pembangunan kapal penyeberangan tipe 500 GT dan 750 GT untuk pelayanan keperintisan. 

Sedangkan di bidang perkeretaapian, yang ingin diwujudkan pemerintah adalah adanya penurunan tingkat kecelakaan kereta api dan meningkatkan keandalan operasi hingga 60 persen. Pembangunan prasarana KA untuk mewujudkan lintas kereta api Trans Sumatera, membangun akses dari kawasan industri/pertambangan ke pelabuhan laut Belawan, Dumai, Tanjung api-api, Tarahan, dan Panjang. “ Disamping itu, pemerintah  ingin mewujudkan jaringan kereta api di kota-kota besar seperti Medan dan Palembang, disamping pembangunan akses menuju Bandara Kuala Namu, Minangkabau, SM Badaruddin II Palembang, Bakauheni menuju Lampung serta pembangunan fasilitas perawatan prasarana perkeretaapian  di Sumatera,” jelasnya.

Sementara, sasaran pembangunan transportasi laut, untuk pengembangan Pelabuhan Laut di wilayah Sumatera direncanakan anatara lain pengembangan Belawan, pengembangan  pelabuhan untuk curah cair kelapa sawit di Dumai maupun dilokasi lainnya. Selain itu untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di jalan lintas Timur Sumatera. Kementerian Perhubungan mengharapkan kepada setiap Pemerintah Daerah merencanakan pengembangan angkutan pesisir pantai (coastal marine transportation) di pesisir timur pantai Sumatera,
“Coastal Marine transportation merupakan sejenis angkutan massal yang dioperasikan di pesisir pantai di zona 12 (dua belas) mil dari garis pantai, dengan sarana yang akan digunakan berupa water bus,” ungkap Wamenhub.

Untuk tranportasi udara, wamenhub menjelaskan, sejumlah pengembangan transportasi udara tengah dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Udara melalui penyelesaian pembangunan Bandara Kuala Namu. Selain itu upaya lainnya adalah penyediaan pelayanan  subsidi perintis dan pengembangan bandara-bandara yang berada di lokasi rawan bencana. “sehingga bandara-bandara pada lokasi tersebut apabila terjadi bencana alam dapat didarati pesawat berjenis Hercules,” jelasnya.

Wamenhub mengimbau, pihak swasta dan pemerintah daerah ikut berperan serta dalam upaya membantu tercapainya sasaran pembangunan sektor transportasi di Sumatera dalam 5 (lima) tahun kedepan. (RDH)