JAKARTA – Di tengah kondisi negara yang masih diselimuti pandemi Covid-19, Pemerintah masihterus berupaya mencari terobosan pengembangan perekonomian nasional, dengan harapan terbuka secercah harapan lahirnya perekonomian baru yang bermanfaat bagi masyarakat di masa mendatang.

Wilayah Indonesia Timur yang kaya denganpotensi pertanian, perikanan, dan hasil laut lainnya merupakan lumbung pangan yang sangat potensial dalam memberikan dukungan terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat setempat jika dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Salah satu pengembangan koridor ekonomi Indonesia di wilayah timur Indonesia yang potensial dikembangkan adalah wilayah Maluku – Papua.

Upaya Pemerintah mengembangkan potensi ekonomi di wilayah tersebut dilakukan dengan menghubungkan antarpulau melalui jaringan transportasi yang memadai sehinggapulau-pulau yang ada lebih mudah dijangkau dan pengelolaan potensi kekayaan alam di wilayah tersebut dapat mudah dilakukan pengelolaan dan pendistribusiannya.

Kembangkan Potensi Perikanan dan Kelautan di Biak Numfor

Pemerintah memiliki rencana untuk menjadikan Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua sebagai salah satu kawasan yang akan dioptimalisasi potensi perikanannya untuk bisa masuk ke dalam program Lumbung Ikan Nasional (LIN) menyusul Maluku dan Maluku Utara melalui Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) titik 717.

Dalam rangka mendukung potensi tersebut, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berencana untuk melakukan optimalisasi Pelabuhan Biak. Salah satunya dengan melakukan penetapan alur pelayaran masuk Pelabuhan Biak Provinsi Papua.

Rencana penetapan alur pelayaran masuk Pelabuhan Biak telah didiskusikan dalam acara Focus Group Disscusion (FGD) Penetapan Alur Pelayaran Pada Pelabuhan Biak yang dilakukan oleh Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, awal Juli lalu di Bogor.

Peserta yang hadir dalam FGD ini antara lain Kepala Dinas Nautika Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut, perwakilan Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, perwakilan Asisten Deputi Navigasi dan Keselamatan Maritim Kemenko Marves, perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi Papua, Disnav Kelas II Biak, KSOP Kelas III Biak Numfor, dan PT Pelindo IV Biak.

Pelabuhan Biak Sebagai Pusat Logistik

Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan saat memberikan sambutan pada acara FGD mengungkapkan,Pelabuhan Biak nantinya akan menjadi pusat kegiatan logistik yang mendukung kawasan lainnya di wilayah Papua.

“Pelabuhan Biak akan menjadi pusat kegiatan logistik untuk kemudian ditransfer ke kawasan lainnya di wilayah Papua dan diharapkan dapat mendukung kegiatan logistik dan transportasi laut sehingga pengiriman barang menjadi lebih mudah,” ujarnya.

Menurut Hengki, Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menetapkan alur-pelayaran, menetapkan sistem rute, menetapkan tata cara berlalu lintas, serta menetapkan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya.

“Penataan alur pelayaran Pelabuhan Biak selayaknya agar segera dilaksanakan mengingat masih banyak tugas Pemerintah dalam menata dan menetapkan alur pelayaran di seluruh pelabuhan baik yang sudah beroperasional maupun yang belum” ujarnya.

Oleh karena itu, Hengki menegaskan,FGD tersebut merupakan upaya untuk menyempurnakan rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran Pelabuhan Biak guna terciptanya aspek keselamatan dan keamanan pelayaran yang menjadi fokus Direktorat Jenderal Perbubungan Laut.

Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Perhubungan tersebut, ke depan diharapkan dapat terwujud keteraturan, kelancaran, serta keamanan dan keselamatan lalu lintas di Pelabuhan Biak serta dapat mendukung peningkatan perekonomian di wilayah Provinsi Papua.

Data Teknis Rencana Alur Pelayaran Pelabuhan Biak

Pelabuhan Biak, seperti yang diungkapTim Pengamatan Laut Kantor Distrik Navigasi Kelas II Jayapura, memiliki data teknis rencana alur pelayaran Pelabuhan Biak sebagai berikut:

  • -Alur pelabuhan memiliki panjang +- 1,44 NM (2.678 m) dan lebar 280 m, kedalaman bervariasi dari -13 LWS hingga -35 m LWS, serta memiliki kedalaman perairan di depan dermaga berkisar -11 m LWS hingga -17 m LWS.
  • -Bersasarkan Rencana Induk Pelabuhan (RIP), kapal terbesar yang masuk Pelabuhan Biak yaitu kapal penumpang dengan ukuran 20.000 DWT, panjang maksimum kapal (LoA) 153 m, lebar 22,5 m dan draught 5,8 m.
  • -Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) eksisting atau yang sudah terpasang yaitu sebanyak 8 unit, sedangkan jumlah kebutuhan SBNP yaitu sebanyak 1 unit berupa pelsu merah. Saat ini juga terdapat Stasiun Radio Pantai (SROP) Kelas III Biak yang melayani Alur Pelayaran Pelabuhan Biak.(IS/AS/HG/HT/JD)