(Jakarta, 6/12/2012) Mass Rappit Transit (MRT) sebagai sarana transportasi masal menggunakan kereta rel listrik layang atau bawah tanah sangat dibutuhkan untuk diterapkan di kota sebesar Jakarta. Saat ini pergerakan Jakarta ditambah daerah penyangganya, Bodetabek sebanyak 20juta lebih setiap harinya.
Pewujudan MRT menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono sangat penting mengingat lalu lintas di Jakarta sudah sangat 'jenuh' dan dilaksanakan untuk menghindari stagnasi kendaraan di jalan raya akibat pertumbuhan kendaraan pribadi yang meningkat tajam sementara transportasi umum belum memadai.
"Banyak yang harus dilakukan untuk membenahi transportasi Jakarta, diantaranya revitalisasi jalur busway agar dapat terintegrasi dengan kereta api, restrukturisasi angkutan umum lainnya agar bertransportasi umum menjadi lebih nyaman, aman, dan selamat," ujar Wamen usai menghadiri Forum Indonesia Transport Leader di Jakarta, Kamis (6/12).
Transportasi di Ibukota Jakarta sudah saatnya mendapatkan perhatian yang lebih banyak lagi agar kemacetan dapat diuraikan dan masyarakat mau menggunakan angkutan umum untuk menuju tempat tujuannya.
Begitu juga dengan bandara yang saat ini pengembangan di Timur Jakarta masih terus dikaji. Menurut rencana akan dibangun Bandara Internasional di daerah Karawang, Jawa Barat. Hal itu diupayakan agar dapat mengurai kepadatan lalu lintas jalan dan lalu lintas udara.
"Saat ini konsentrasi masyarakat masih di Barat Jakarta, dengan pembangunan bandara di Karawang atau Timur Jakarta, maka akan memecah konsentrasi dan akan mengurangi kepadatan lalin di jalan dan kepadatan di bandara," kata Wamen.
Nantinya ada multiflayer efek, karena bandar udara lebih dari satu menurut Wamen sudah lumrah untuk dibangun, seperti halnya di Tokyo atau London. Nantinya masyarakat akan memilih mana yang lebih efisien dan lebih dekat dari tempat tinggal mereka pada saat memilih bandara untuk bepergian menggunakan pesawat. (CHAN)