(Jumat, 25/09/09) Tidak hanya kota-kota di pulau jawa, Medan (Sumatera Utara) telah menjadi wilayah penting yang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan angkutan lebaran. ”Tahun ini Medan dimasukkan kedalam bagian yang penting dalam pemantauan arus mudik Lebaran 1430 H”, Ujar Menhub ketika melakukan pemantauan di Stasiun KA Medan pada hari Jumat, 25 September 2009.
Pada tahun ini ada sepuluh propinsi yang masuk prioritas pemantauan arus mudik lebaran karena biasanya terjadi peningkatan jumlah pemudik didaerah tersebut. Sepuluh propinsi tersebut diantaranya terdapat di wilayah Sulawesi, Sumatera dan Jawa. Alasan lain Medan masuk kedalam bagian penting arus mudik Lebaran tahun ini sebab di Sumatera Utara pertumbuhan angkutan udaranya semakin meningkat, sehingga harus diperhatikan.
Pada kesempatan kunjungan kerja di Medan tersebut, Menhub juga berkesempatan meninjau perkembangan transportasi Kereta Api di Medan. ” Medan akan dijadikan salah satu daerah yang masuk dalam proses revitalisasi perkeretaapian nasional” ujar Menhub. Untuk wilayah Medan direncakan akan ada peremajaan gerbong dan lokomotif KA sebab dari Medan sampai ke Rantau Parapat akan masuk kedalam program revitalisasi perkeretapian seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Dari laporan kepala stasiun jumlah penumpang KA pada Lebaran tahun ini di Medan meningkat 10 % dibandingkan tahun lalu. Dalam kunjungan tersebut,Menhub juga berkomunikasi langsung dengan masyarakat yang hendak menggunakan Kereta Api. Dari pemantauan langsung tersebut masyarakat cukup puas dengan pelayanan Kereta Api. ” Menurut masyarakat, pengamanan di Stasiun KA Medan sudah baik dan terutama karena tidak ada calo tiket”, ujar Menhub.
Sementara itu,terkait pengembangan rel KA di Aceh, Menhub mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada rel kereta sepanjang 34 Km yaitu dari Mantang Glumpang II sampai dengan Lhokseumawe. Namun untuk rencana pengoperasiannya kemungkinan akan dibantu oleh DAOP Medan. Selain itu jpemerintah juga akan meminta persetujuan dan kerjasama dari pemda sebab ada beberapa rel kereta api yang kini telah menjadi pertokoan Untuk medan akan ada peremajaan ka yaitu gerbong dan lokomotif, dari medan sampai ke rantau parapat termasuk program revitalisasi.
Dalam kunjungannya ke Medan, Menhub juga mengunjungi Pelabuhan Belawan. Menurut Menhub pada tahun ini arus mudik Lebaran dengan kapal laut di Medan sampai dengan hari ini (H+4) turun 10% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut dikarenakan angkutan laut kalah kompetisi dengan angkutan udara. ” Jika tiket angkutan laut untuk kelas I seharga Rp. 1.300.000 dan kelas I B harganya Rp. 800.000, sementara jika menggunakan angkutan udara harga tiket lebih rendah dan lebih cepat sampai”, ujarnya. Kondisi tersebut memang tidak bisa turun sebab biaya bahan bakar yang tinggi. Untuk rute Belawan-Jakarta-Belawan diperlukan bahan bakar sekitar, 270 kilo liter yang memerlukan biaya hampir 1, 73 miliar.
Secara menyeluruh pengamanan dan keselamatan kapal sudah baik. Menurut Menhub hal tersebut dapat terwujud sebab adanya pengawasan yang lebih ketat dan ini merupakan hasil kerjasama yang baik dari kepolisian, TNI AL, dan provost AL yang dikordinasikan oleh Adpel Belawan. Untuk keselamatan angkutan laut Menhub menyatakan bahwa syahbandar dan adpel wajib mengawasi tingkat keselamataan dan kelaikan kapal yang akan berangkat, ”sebab jika tidak sesuai dengan ketentuan yang ada maka tidak akan dapat diberangkatkan sehingga keselamatan penumpang kapal dapat lebih terjamin”. Saat ini Belawan telah melakukan beberapa perubahan, salah satunya perihal pengaturan tata letak pelabuhan. Terkait dengan hal tersebut, menhub menyatakan tata letak Pelabuhan Belawan sudah sesuai dengan ISPSO, dimana sudah ada pemisahan antara terminal CPO, Container dan Penumpang. Di masa yang akan datang, lay out ini direncanakan akan disesuaikan dengan standar internasional. ”Ada rencana supaya terminal penumpang akan dipindah, kemudian standar pelayanan akan diperbaharui, dan ada rencana pendalaman alurnya”, ujar Menhub.
Dalam kunjungannya kali ini Menhub, Jusman Syafii Djamal juga memantau terminal Amplas yang rencanaya akan direnovasi. Saat ini fungsi dari terminal amplas sebagai terminal terpadu dirasa sudah tidak sesuai sebab perusahaan bus-bus besar seperti ALS dan Liberty sudah mempunyai terminal sendiri. Menhub menyatakan bahwa ada permintaan dari kepala terminal untuk meninjau kembali kebijakan terkait dengan bus-bus besar yang telah memiliki terminal sendiri. Namun menurutnya hal tersebut dapat dikaji ulang jika terminal amplas mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penumpang bus-bus tersebut, ”Harus ada inisiatif dari kepala terrminal untuk menciptakan terminal yang aman dan nyaman untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal amplas, baru kita dapat mengkaji kebijakan untuk menarik ulang bus-bus tersebut sehingga kita dapat menyatakan kembali terminal amplas sebagai terminal terpadu”, ujarnya.
Secara keseluruhan hingga H+4, yaitu Jumat, 24 September 2009 untuk tiket nasional yang paling tinggi adalah angkutan udara yang naik 15%. Untuk angkutan udara di surabaya naik 24% dan di Polonia sebesar 26%. Urutan kedua moda transportasi alah kereta api. Pada tahun ini KA diprediksi naik 4 %, namun hingga hari ini penumpang KA sudah mencapai sekitar 1,3 juta. Sementara untuk kecelakaan tahun ini dan jumlah yang tewas turun dibandingkan dengan tahun lalu. (RF)