(Banyuwangi, 7/7/10) Pelaksanaan masa angkutan Lebaran 2010 (1431 H) diperkirakan akan jatuh pada awal September 2010 mendatang. Namun, tak seperti biasanya, persiapan untuk melancarkan proses pengangkutan masal baik orang maupun barang serta memaksimalisasikan kualitas pelayanan pada masa tersebut telah dilakukan Kementerian Perhubungan sejak Juni lalu silam.
”Biasanya persiapan kita lakukan sebulan sebelumnya. Tetapi sejak Juni lalu, koordinasi sudah kita lakukan. Dirjen Perhubungan Darat sudah memimpin tim untuk kegiatan ini, untuk mempersiapkan angkutan Lebaran sejak jauh hari,” papar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono kepada wartawan di sela perjalanan kerjanya dari Surabaya menuju Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/7).
Menurut Menteri, saat ini yang merupakan masa liburan panjang sekolah, menjadi momen yang pas digunakan sebagai pemanasan (warming up) oleh tim untuk mempersiapkan dan mengevaluasi apa saja yang perlu dilakukan pada waktu masa angkutan Lebaran mendatang. ”Jadi, bagaimana kita menangani arus penumpang dan barang pada liburan ini, itu akan menjadi evaluasi kita bersama untuk menghadapi Lebaran mendatang,” imbuhnya.
Dalam melakukan kunjungan tersebut, Wamenhub didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso, Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan, serta Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi. Bertolak dari Stasiun KA Gubeng di Surabaya, Wamenhub dan rombongan menggunakan KA Inspeksi menuju Banyuwangi. KA khusus itu sempat diminta Wamenhub untuk berhenti pada sejumlah lokasi yang berada di sepanjang perlintasan tersebut. Tujuannya tak lain untuk memeriksa kondisi rel yang dan seluruh kelengkapannya yang ada. ”Ada tiga tujuan utama dari kunjungan kerja saya dan para Dirjen, termasuk Ketua KNKT, di sini,” ungkap Wamenhub.
Tujuan pertama, papar Wamenhub, adalah menindaklanjuti rekomendasi KNKT soal keselamatan transportasi KA, terkait peristiwa anjloknya KA Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi di petak jalan antara Stasiun Kalisat dan Stasiun Kotok, Jember, Jawa Timur, 28 Februari silam. ”Dari hasil investigasi KNKT, sudah diketahui apa yang kira-kira menjadi pekerjaan rumah kita bersama, baik untuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku regulator maupun PT Kereta Api sebagai operator. Kita (Kemenhub) ingin rekomendasi tersebut menjadi tindaklanjut bersama bahwa lintasan ini tetap aman dan bisa dilalui khususnya mempersiapkan arus liburan saat ini dan Lebaran nanti,” jelasnya.
Tujuan kedua, lanjut Wamenhub, adalah terkait dengan masa angkutan liburan dan persiapan pelaksanaan masa angkutan Lebaran 2010. Selain memastikan kesiapan sarana dan prasarana kereta api, kunjungan kerja yang dilakukan itu juga sebagai bagian dari koordinasi dalam mengevaluasi dan menyiapkan sarana angkutan penyeberangan antarpulau di lintas Ketapang-Gilimanuk. ”Yang kita lihat di pelabuhan penyeberangan feri ini antara lain sistem yang ada, menginventarisasi permasalahan, serta kesiapan yang telah dilakukan terutama untuk pelaksanaan angkutan lebaran. Karena, sistem yang digunakan di sini juga diterapkan di perlintasan Merak-Bakauheni yang telah ditinjau secara terpisah,” ungkapnya.
Sedangkan tujuan ketiga adalah memastikan besarnya potensi pengangkutan barang melalui angkutan kereta api di jalur Surabaya-Banyuwangi tersebut, termasuk melihat kondisi infrastruktur dan sarana penunjang yang ada dalam upaya mengalihkan arus distribusi angkutan barang dari jalan raya ke kereta api. ”Jika potensinya besar, jalur-jalur ini akan kita revitalisasi. Kita ingin agar angkutan barang yang melalui jalan raya itu bisa dikurangi dan kita pindahkan ke kereta api, sejauh itu memungkinkan untuk dilakukan,” lanjut Wamenhub.
Menurutnya, terminal penumpukkan barang (dry port) di Stasiun Rambipuri, Jember, memiliki potensi besar untuk dihidupkan kembali setelah kurun beberapa tahun belakangan tak beroperasi. ”Fasilitas yang ada di sini belum tergarap dengan baik. Apa masalahnya, bagaimana prospek ke depan, angkutan jenis apa yang lain yang bisa kita kembangkan, kira-kira itu yang menjadi target kita ke depan. Intinya, bagaimana kita bisa mengurangi beban jalan raya untuk angkutan barang,” jelas Wamenhub.
Dari kunjungan tersebut, Wamenhub mengatakan, secara global sebagaimana diungkapkan Ketua KNKT Tatang Kurniadi bahwa KNKT melihat bahwa rekomendasi terkait kecelakaan KA Mutiara Timur yang diberikan KNKT telah dilakukan oleh Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian. ”Ada perbaikan yang sudah dan sedang dilakukan saat ini terkait rekomendasi KNKT tersebut, misalnya pergantian rel yang sudah tua, bantalan-bantalan kayu yang lapuk, dlsb. Secara bertahap kita terus laksanakan. Yang belum bisa kita ganti, akan dilakukan pembatasan kecepatan. Yang penting semua kereta api yang lewat di jalan itu selamat. Sementara yang terkait Lebaran, kita sudah membuatkan persiapan-persiapan. Data-data hasil evaluasi selama liburan, apa saja yang perlu kita sempurnakan, sudah kita miliki,” lanjutnya. (DIP)