(Jakarta, 10/5/2011) Sampai saat ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih cukup tinggi. Akibat dari kelalaian dalam berkendara telah banyak menelan korban jiwa.
Berdasarkan data dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 31.186 jiwa. Rata-rata sebanyak 84 orang meninggal setiap harinya atau antara tiga hingga empat orang setiap jamnya.
Menurut Direktur Keselamatan Angkutan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak, saat ini di Indonesia, kecelakaan lalu lintas adalah penyebab kematian ketiga terbesar setelah HIV/AIDS dan TBC.
"Dari jumlah tersebut 67% korban berada pada usia produkfit, 22-50 tahun," jelas Hotma dalam acara Press background Keselamatan Transportasi Darat di Jakarta, Selasa (10/5).
Secara global berdasarkan data WHO, setiap tahunnya sebanyak 1,3juta jiwa meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah menjadi 1,9 juta orang di 2020 mendatang apabila tidak dilakukan apapun untuk menekan jumlah kecelakaan.
Dari jumlah tersebut ditambahkan Hotma, 90% terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Atas keprihatinan kondisi yang ada saat ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan Decade of Action for Road Safety (Dekade Aksi Keselamatan Jalan) dan Indonesia sangat mendukung langkah PBB.
"Apalagi saat ini Indonesia memiliki peranan penting sebagai pimpinan ASEAN, yang menjadi sangat strategis," ujar Hotma.
Dalam Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ) yang memiliki rentang waktu 10 tahun, menurut Hotma memiliki lima pilar yakni manajemen keselamatan jalan, infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin kesehatan, perilaku pengguna jalan, dan penanganan pasca kecelakaan.
DAKJ lanjut Hotma memiliki target untuk menekan jumlah korban meninggal dalam kecelakaan dan tidak akan berhenti hanya dalam jangka waktu 10 tahun ke depan tetai terus menerus dilaksanakan hingga jumlahnya semakin minim.
Tak hanya itu saja, Hotma menegaskan agar tercapainya kesuksesan program, maka diperlukan koordinasi yang sangat kuat dan baik diantara semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat serta dunia usaha.
"Keselamatan jalan adalah tanggung jawab kita bersama, karena buka semata-mata masalah teknis, kendaraan bermotor atau infrastruktur jalan tetapi juga menyangkut manusia dengan segala tingkah lakunya," imbuh Hotma. (CHAN)