(Jakarta, 06/05/2011) Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, akan menjadi focal point dalam The 4th IMT-GT Working Group on Infrastructure and Transportation, yang akan berlangsung  pada 9-10 Mei 2011 di Bangkok, Thailand. Beberapa proyek IMT-GT di Indonesia termasuk ke dalam Priority Connectivity Project (PCP). Proyek-proyek tersebut antara lain: pengembangan Pelabuhan di Sumatera, Transportasi Multimoda Malaka-Dumai, Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, Pengembangan Jalan Raya Bandar Lampung-Bakauheni, Pengembangan Listrik Interkoneksi Malaka-Pekanbaru, dan Pengembangan Jalan Raya Banda Aceh-Kuala Simpang.

Untuk beberapa proyek IMT-GT khususnya sub sektor transportasi darat, perkembangannya sudah mencapai tahap posisi berikut:


a.  Terkait dengan Road Transport Facilitation through Mutual Recognition of Road Vehicle Registration, Transport Operating License, and Vehicle Inspection Certificates, saat ini Indonesia masih dalam pembahasan di tingkat domestik dengan Kepolisian, Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota mengenai pengakuan registrasi kendaraan, surat izin operasi pengangkutan, dan sertifikat pengujian kendaraan bermotor antar negara IMT-GT.
b. Untuk proyek ASEAN Highway Route 25 antara Banda Aceh-Palembang yang dibiayai oleh skema Public Private Partnership (PPP), pada tahun 2009 Kementerian Pekerjaan Umum telah menyelesaikan standar lebar jalan menjadi minimum 6m. Dalam kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pekerjaan Umum akan memperbaiki lebar jalan di lintas timur Sumatera menjadi minimum 7m, sehingga dibutuhkan pelebaran sepanjang 1.240 km (dari Banda Aceh-Bakauheni). Rencana ini telah masuk dalam rencana strategi peningkatan konektivitas.
c. Selanjutnya terkait dengan Project Toll Road Binjai-Medan-Tebing Tinggi (AH25) dan Medan Kualanamu Airport, feasibility study untuk project ini telah selesai pada tahun 2006. Proyek yang juga dibiayai dengan skema Public Private Partnership ini sedang dalam tahap pembebasan tanah dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2014.
d. Sementara itu untuk pelayanan Ro-Ro lintas penyeberangan Belawan-Penang saat ini masih beroperasi untuk rute Penang-Belawan karena demand penumpang yang cukup banyak. Namun demikian rute sebaliknya, Belawan-Penang, demand penumpang sangat sedikit. Hal ini disebabkan perbedaan harga tiket antar kedua rute tersebut. Kurang berkembangnya rute penyeberangan ini disebabkan adanya disharmonisasi peraturan Custom, Immigration and Quarantine (CIQ) antara Indonesia dan Malaysia. Demikian juga dengan pembangunan Lintas Penyeberangan Dumai-Kuala Linggi terdapat permasalahan berupa ketidaksesuaian spesifikasi teknis pelabuhan yang disiapkan oleh Malaysia, yang sebelumnya lokasi awal di Kuala Linggi. Pihak Malaysia berencana akan memindahkan lokasi tersebut ke Tanjung Beruas, Malaka.

IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) Working Group on Infrastructure and Transportation yang diketuai oleh Malaysia ini merupakan forum kerjasama sub-regional negara-negara kawasan ASEAN, yang terdiri dari tiga negara: Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Merujuk pada The 4th IMT-GT Post Summit Planning Meeting, yang sebelumnya dilaksanakan pada 19-21 Januari 2011 di Koh Samui, Surat Thani, Thailand, terdapat 12 Flagship Programmes IMT-GT, antara lain:
a. Bidang Transportasi: lima koridor connectivity;
b. Bidang Perdagangan dan Investasi: mempersingkat aturan perdagangan dan prosedur;
c. Bidang Pertanian: mengembangkan perikanan dan penerapan teknologi peternakan  serta pertanian yang ramah lingkungan;
d. Bidang Produk halal dan pelayanan: mengembangkan standar prosedur dan sertifikasi, pengembangan industri dan promosi;
e. Bidang Pariwisata: mengembangkan rute-rute pariwisata;
f. Bidang Tenaga Kerja: meningkatkan mobilitas tenaga kerja melalui perjanjian saling pengakuan dalam rangka kerjasama ASEAN.

Sesuai hasil The 4th IMT-GT Post Summit Planning Meeting, pada pertemuan The 4th  IMT-GT Working Group on Infrastructure and Transportation mendatang, masing-masing negara anggota IMT-GT diminta untuk menyampaikan laporan proyek melalui Project Profile Template kepada masing-masing chairman working group. Perwakilan Kementerian Perhubungan dalam pertemuan ini personil dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, antara lain Beta Margunadi (Kasi Rancang Bangun, Subdit Pelabuhan, Direktorat LL-ASDP), Pitra Setiawan (Bagian Hukum), dan Masrori (Seksi Pengembangan Jaringan Jalan, Subdit Jaringan Transportasi Jalan, Direktorat LLAJ). (RS)