(Jakarta, 9/4/2010) Empat badan usaha milik negara (BUMN) transportasi meluncurkan Tiket Terpadu Antarmoda (TITAM) atau single ticketing online, di Stasiun Gambir, Jumat (9/4). Tiket itu memadukan layanan angkutan transportasi antarmoda, yang meliputi perjalanan kereta api, bus, serta penyeberangan antar pulau dan pelayaran.
 
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono yang menyaksikan peluncuran tersebut menilai, sinergitas keempat BUMN tersebut untuk meluncurkan TITAM merupakan langkah strategis yang akan menjadi fondasi kuat bagi perealisasian keterpaduan sistem angkutan yang tengah digadang-gadang oleh pemerintah.
 
”Sarana dan prasarananya sudah menunjang. Secara fisik, baik tiket, stasiun, sudah terintegrasi. Yang perlu di tingkatkan mungkin soal jadwal,” ujarnya.
 
Wamenhub menambahkan, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan sistem tiket terpadu ini, pihaknya akan melakukan evaluasi pada dua bulan ke depan untuk melihat tingkat keberhasilan terhadap pola keterpaduan pelayanan ini yang didasari pada respons konsumen. ”Kita juga akan lihat, seberapa kreatif dan inovatifnya masing-masing BUMN dalam menjaring konsumen. Setidaknya, harus ada perlakuan berbeda bagi konsumen TITAM dan konsumen reguler,” papar Wamenhub.
 
Produk yang merupakan gagasan Kementerian Perhubungan itu dibuat berdasarkan nota kesepahaman antara PT Kereta Api (Persero) untuk moda angkutan kereta api, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk penyeberangan antarpulau, PT Pelni (Persero) untuk pelayaran jarak jauh, serta Perum Damri untuk angkutan darat.
 
Melalui layanan TITAM ini, konsumen mendapatkan aksesibilitas kemudahan dalam pembelian tiket untuk berbagai moda transportasi. Para calon penumpang tidak perlu lagi mengantre untuk membeli tiket ketika melakukan perpindahan moda angkutan. Di sisi lain, para calon penumpang pengguna TITAM juga akan diberikan potongan harga yang diberikan oleh masing-masing operator angkutan.
 
Rute yang ditawarkan pada tahap awal operasional layanan tiket tunggal itu adalah Bandung-Gambir-Tanjungkarang-Kertapati/Palembang (reguler) dan Bandung-Gambir-Tanjung Priok-Sekupang/Batam (nonreguler).
 
Untuk rute reguler melayani perjalanan mulai pemberangkatan dari Bandung menggunakan Kereta Api Agro Gede pukul 06.00 WIB, kemudian check in bus Damri di Stasiun Gambir pada pukul 10.00 untuk perjalanan menuju Tanjungkarang. Setelah sampai, check in kereta api Sriwijaya di Stasiun Tanjungkarang pada pukul 21.00 menuju Kertapati, Palembang. Rencananya, rute tersebut dioperasikan setiap hari.
 
Rute nonreguler yang hanya dioperasikan setiap Jumat diberangkatkan mulai dari Stasiun Bandung menggunakan kereta api Argo Gede pukul 06.00, kemudian check in bus Damri di Stasiun Gambir pada pukul 09.00. Setelah bus tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, perjalanan dilanjutkan pada pukul 10.00 menggunakan Kereta Motor Kelud menuju Sekupang/Batam. Sistem itu minimal melibatkan dua moda transportasi.
 
”Jika ini berhasil, tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan pola keterpaduan dengan transportasi udara dengan menggandeng Garuda Indonesia atau Merpati,” pungkas Wamenhub. (DIP)