Menurut Menhub hal ini perlu ditekankan mengingat sektor transportasi udara merupakan sektor transportasi yang paling cepat pertumbuhannya di Indonesia yaitu sekitar 20% per tahunnya dan Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan India. Pada tahun 1999 jumlah penumpang angkutan udara Indonesia sekitar 6 juta, dan saat ini meningkat menjadi sekitar 36 juta penumpang per tahunnya. "Maka perlu untuk mengembangkan system kenavigasian dan keselamatan dan apabila tidak ada pembangunan prasarana yang memadai dalam aspek keselamatan, akan timbul problem-problem keselamatan yang mengkhawatirkan," lanjut Menhub.
Pada kesempatan yang sama Menhub mengungkapkan bahwaDepartemen Perhubungan menargetkan pada akhir tahun 2009 coverage wilayah udara Indonesia yang dapat dipantau radar mencapai 100%. "saat ini baru sekitar 60 s.d. 70 % wilayah udara Indonesia yang terpantau oleh radar. Oleh karena itu yang paling penting sampai akhir tahun 2009 coverage wilayah udara kita bisa dipantau kita targetkan mencapai 100%, sehingga semua pergerakan di Tanah Air kita bisa dipantau oleh radar," tegas Menhub. Sementara itu menanggapi peranan BUMN dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, Menhub menegaskan bahwa BUMN mempunyai peran yang sangat besar.
Diungkapkan Menhub bahwa pada tahun 2008 pemerintah memerlukan investasi sebesar Rp 1200 trilyun untuk mendorong pertumbuhan sekitar 7%, sementara kemampuan pemerintah hanya sekitar RP 272 trilyun. Maka peranan BUMN lebih dari Rp 400 trilyun untuk memenuhi kebutuhan investasi sektor pembangunan tersebut, salah satunya adalah sektor perhubungan. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan investasi yang besar tersebut, BUMN dapat menggandeng mitra-mitra strategis untuk melakukan kerjasama dalam mendorong percepatan pembangunan infrastuktur. (BU)