(Jakarta, 24/11/10) Sebanyak 195 unit pelayanan jasa transportasi dari seluruh moda yang tersebar di 18 lokasi di seluruh Indonesia, menerima anugerah penghargaan pelayanan prima dari Kementerian Perhubungan. Penyerahan plakat dan piagam penghargaan dilakukan langsung Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Ruang Mataram Gedung Karya, Kantor Kementerian Perhubungan, Jl. Medan Merdeka Barat 8, Jakarta, Rabu (24/11).

Menhub Freddy dalam sambutannya mengatakan, kegiatan penilaian publik ini merupakan kegiatan berkesinambungan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong dan menstimulasi kreativitas dan motivasi unit-unit pelayanan publik di lingkungan Kementerian Perhubungan. "Agar senantiasa melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan yang berorientasi pada kepentingan dan kepuasan masyarakat," ungkap Menhub.

Adapun tujuan penilaian ini, lanjut Menhub, adalah untuk membangun semangat berkompetisi dan mendorong kreativitas unit pelayanan masyarakat di jajaran pemerintahan, BUMN, dan operator pelayanan jasa transportasi untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

"Juga menumbuhkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan terbuka untuk dinilai langsung olrh masyarakat," imbuh Menhub. Selain itu untuk mendorong dan memotivasi unit-unit pelayanan untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja pelayanan kepada masyarakat.

Menhub mengimbau seluruh penerima penghargaan untuk  terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Imbauan ini tidak terbatas bagi penerima penghargaan selain Utama, seperti Madya, Pratama, maupun Partisipasi. "Rekomendasi perbaikan yang disampaikan tim harus dilaksanakan. Nanti itu akan kita lihat dan evaluasi. Hasilnya akan kita nilai untuk tahun depan," tegas Menhub.

Agus Edy Susilo, ketua panitia pelaksana kegiatan, menambahkan, unit pelayanan yang dinilai adalah unit pelayanan jasa transportasi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat di 18 lokasi meliputi 195 unit pelayanan. Antara lain terdiri dari 29 unit pelayanan jasa administrasi pada Direktorat Jenderal dan 166 unit pelayanan di lingkungan BUMN.

"Hasil penilaian digolongkan pada empat predikat; Prima Utama  (skor 87-100), Prima Madya (skor 77-87), Prima Pratama (67-77), dan Partisipasi (skor di bawah 67). Sementara objek penilaian terbagi dalam 13 kategori pelayanan," ungkap Agus.

Ketigabelas kategori pelayanan itu adalah Pelayanan Jasa Balai Pengujian Kendaraan Bermotor, Pelayanan Jasa Angkutan Penumpang Bus Damri, Pelayanan Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP), Pelayanan Penumpang di Stasiun Kereta Api, Pelayanan Jasa Administrasi Bandar Udara, Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Bandar Udara, Pelayanan Jasa Pesawat Terbang di Bandar Udara, dan Pelayanan Jasa Angkutan Penumpang Pesawat Terbang.

"Penilaian ini sendiri didasarkan pada tiga komponen dasar, yaitu Sistem dan Prosedur Pelayanan, Sumber Daya Manusia, serta Sarana dan Prasarana, dengan metode pengamatan dan wawancara dengan pimpinan unit pelayanan yang dinilai," imbuh Agus.

Untuk kategori penilaian Prima Utama, tim mendapatkan enam unit yang dinyatakan layak menerima penghargaan Prima Utama. Keenam unit itu adalah PT Angkasa Pura II Terminal 3 (T3) Bandara Soekarno-Hatta (BSH) yang menerima skor 87.22 poin pada Kelompok Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Bandar Udara, PT Gapura Angkasa cabang Soekarno-Hatta (89.13) dan Ngurah Rai (88.99), PT Garuda Indonesia cabang Denpasar (87.98), PT Terminal Peti Kemas Surabaya (87.55), dan Jakarta International Container Terminal (87.21).

Kemudian untuk kriteria Prima Madya terpilih sebanyak 52 unit pelayanan publik, Prima Pratama sebanyak 109 unit pelayanan publik, dan Pertisipasi sebanyak 28 unit pelayanan publik.

Ditemui usai acara, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengaku bangga atas penganugerahan predikat Prima Utama yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan tersebut kepada Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. "Target kami ke depan, tidak hanya mempertahankan predikat yang diraih T3. Tetapi semua terminal di BSH, baik T1 maupun T2, kita targetkan dapat predikat yang sama, karena ini sejalan dengan visi kami menciptakan BSH sebagai world class airport," cetusnya.

Tri sendiri tidak mengelak bahwa masih adanya sejumlah kekurangan pada pola pengelolaan pelayanan di BSH. Terkait itu, pihaknya tengah berupaya keras melakukan peningkatan kualitas pelayanan penumpang di bandara internasional tersebut, juga di bandara-bandara lain yang dikelola PT AP II.

"Perlahan namun pasti, perubahan kita lakukan. Tetapi, perlu diingat bahwa upaya yang kami lakukan bisa menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh semua pihak, terutama masyarakat pengguna bandara dan seluruh stakeholders terkait. Semua punya peran yang saling mengikat. Misalnya, BSH meski kita tata dan kelola dengan standar dan mutu pelayanan kelas dunia, pastinya tidak akan bisa mencapai predikat 'world class' jika kualitas prilaku pengguna bandaranya tidak mengikuti atau mentalnya masih 'local class'," ungkapnya. (DIP)