(Palembang, 29/3/2011) Target utama Pemerintah dalam mengembangkan transportasi publik kepada masyarakat adalah bagimana membuat transportasi publik tersebut dapat menjadi pilihan utama masyarakat. “How to make our public transportation to be the choice one,” demikian disampaikan Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan saat menghadiri Workshop Angkutan Umum dan Pertemuan Forum Transit di Palembang, Selasa (29/3).

Pemerintah mempunyai kebijakan untuk mengembangkan sistem angkutan umum ke seluruh wilayah di Indonesia. Terutama di kota-kota besar yang penduduknya lebih dari 500 ribu penduduk, Pemerintah wajib menyediakan trasnportasi massal berbasis jalan. Pada kesempatan tersebut Elly Sinaga mengatakan, tidak mungkin Pemerintah terus menyediakan prasarana jalan untuk mengakomodir pergerakan lalulintas, oleh karena itu salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengembangkan angkutan umum yang efisien seperti Bus Rapid Transit (BRT).

“Bagaimana transportasi BRT ini menjadi idola bagi masyarakat, bukan malah sepeda motor,” jelas Elly Sinaga.

Menurut Elly Sinaga, yang membuat masyarakat mau beralih ke angkutan umum antara lain, waktu perjalanan dan waktu tunggunya harus sesingkat mungkin. “Salah satu trasnportasi Publik seperti TransJakarta, belum memenuhi unsur tersebut, oleh karena itu perlu dilakukan kerjasama terus menerus antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan hal itu,” tambahnya.

Melalui workshop ini, lanjut Elly Sinaga, diharapkan Dinas Perhubungan masing-masing kota bisa saling sharing informasi, sehingga perkembangan BRT di setiap daerah dapat terwujud. “sekarang transportasi kita sangat jauh tertinggal, sudah saatnya kita lakukan total action untuk mengembangkan sistem transportasi massal di Indonesia , tandasnya.

Dalam workshop tersebut dihadirkan juga pakar transportasi yang merupakan pengembang dari sistem transportasi di Singapura, Mr. Gopinath Menon. Menurutnya, konsep transportasi massal di Singapura dimulai tahun 1968-1972.  “Awalnya juga banyak kendala sama seperti yang dihadapi di Indonesia,” katanya.

Dia juga menjelaskan mengenai perkembangan sistem manajemen trasnportasi massal (BRT) di Singapura dari masa ke masa, dalam  hal pemberlakukan 3 in 1 di Singapura,misalnya, pada awalnya terjadi perjokian. Namun akhirnya hal itu bisa dihilangkan, yaitu dengan menerapkan sistem ERP (electronic Road Pricing) sehingga transportasi umum di Singapura saat ini sangat nyaman.

Workshop ini dihadiri oleh Walikota Palembang, Eddy Santana Putra, Kepolisian, Kementerian PU dan beberapa perwakilan dari Dinas-Dinas Perhubungan  Provinsi dan Kota antara lain : Dishub Jakarta, Jogjakarta, Surakarta, Semarang, Bogor, Pekanbaru,Batam. Bandung, Gorontalo dan Maluku. (RDH)