(Subang, 20/08/09) Selama puluhan tahun jalur utama Pantai Utara (Pantura) selalu menjadi pilihan yang akan ditempuh para pemudik untuk pulang ke kampung halamannya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak terkecuali pada musim mudik lebaran tahun 2009 ini, jalur yang  kemungkinan mengalami kepadatan bahkan kemacetan karena lonjakan arus kendaraan dan pasar tumpah, tetap akan menjadi pilihan utama para pengguna jalan untuk mudik.

Sebenarnya untuk menghindari kepadatan jalur Pantura, para pemudik bisa menempuh sejumlah jalur alternatif. Misalnya melalui Sadang-Cikamurang, yang selama ini dikenal dengan istilah jalur tengah dapat menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin terjebak kemacetan.

Untuk menempuh jalur tersebut, pemudik dari Jakarta yang ingin menuju Cirebon dan Jawa Tengah bisa memanfaatkan tol Cipularang keluar pintu tol Sadang (Purwakarta) kemudian mengarah langsung ke Subang. Bisa juga dicapai dari pintu keluar tol Cikampek, belok kanan sampai di perempatan Sadang belok kiri menuju Subang.

Berdasarkan pantauan, jalan sepanjang 20 kilometer dari Sadang (Purwakarta) hingga Cibatu (Subang) kondisi jalannya cukup bagus. Ditambah lagi pada ruas jalan ini terdapat hutan karet yang rimbun, sehingga memberikan kesan sejuk bagi para pemudik yang melaluinya.

Kenyamanan berkendara masih terus dapat dinikmati dari Cibatu hingga  perempatan Sukagaluh. Selain masih dinaungi rimbunnya hutan karet,  para pemudik yang kelelahan setelah menempuh perjalanan dari Jakarta dapat beristirahat sejenak, sambil menikmati segarnya minuman kelapa muda yang banyak di jajakan di sepanjang ruas jalan ini.

Meskipun kondisi jalannya mulus, para pengguna jalan tetap harus hati-hati mengingat selain terdapat beberapa tikungan tajam, juga adanya tanjakan dan turunan yang bisa mengurangi jarak pandang pengemudi. Selain itu, sepanjang perempatan Sadang hingga Sukagaluh, Subang sangat minim rambu petunjuk arah sehingga dapat membingungkan bagi mereka yang kebetulan baru sekali melintas di jalur ini.

Minimnya rambu petunjuk arah diakui Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Purwakarta Ajun Komisaris Polisi (AKP) Edy Kusmawan. Dia berharap kepada pemerintah pusat atau instansi terkait, agar segera memasang rambu petunjuk arah sebelum terjadinya lonjakan arus kendaraan menjelang lebaran.

“Mulai perempatan Sadang hingga Cibatu yang berbatasan dengan Subang, rambu penunjuk arah masih sangat minim. Pengguna jalan banyak yang bingung, dari Subang harus ke mana jika ingin melalui jalur alternatif. Kami mohon instansi terkait supaya sudah menyiapkan rambu tersebut sebelum pelaksanaan mudik lebaran,” papar Edy saat ditemui tim www.dephub.go.id, di kantornya, Kamis (20/8).

Selain persoalan rambu penunjuk arah, Edy juga mengingatkan kepada para pemudik terutama yang ingin melakukan perjalanan malam hari supaya meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, jalur tengah Jawa Barat yang selama ini sering dilalui kendaraan angkutan travel, juga sangat minim penerangan. “Pada ruas jalan ini melalui hutan karet dan kalau malam kondisinya sangat gelap,” ujarnya.

Subang-Cikamurang Banyak Pekerjaan Perbaikan

Persoalan paling krusial jalur tengah Sadang-Cikamurang, sepertinya akan ditemui saat melintas di Desa Rawa Badak atau tepatnya 3 kilometer dari perempatan Sukagaluh.  Penyebabnya, di daerah tersebut, saat ini tengah dilakukan betonisasi jalan sepanjang kurang lebih 600 meter. Pada kondisi normal seperti sekarang ini saja, sudah terjadi kemacetan cukup parah akibat ditutupnya satu lajur.

Pihak Polres Subang mengaku, sudah berulangkali mengingatkan kepada pelaksana proyek supaya menyelesaikan pekerjaan betonisasi jalan sebelum puncak arus mudik lebaran. “Kami terus ingatkan pelaksana proyek supaya selesai sebelum lebaran,” kata AKP Tofik Sukendar, Kasat Lantas Polres Subang.

Meskipun banyak terdapat perbaikan di beberapa ruas jalur tengah, Tofik berharap tidak akan terjadi penumpukan kendaraan pada saat arus mudik nanti. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, volume kendaraan yang melintas di jalur Subang-Cikamurang tidak mengalami lonjakan cukup drastis. “Bahkan cenderung lancar dan lengang,” ujarnya.Dia menambahkan, jalur Subang-Cikamurang yang berjarak kurang lebih 60 kilometer akan diberlakukan selektif  bagi kendaraan-kendaraan kecil. Kendaraan besar, seperti bus akan diperbolehkan melintas kalau kondisi di Cikampek mengalami kemacetan cukup parah.

Dari hasil pantauan, proyek betonisasi jalur Subang-Cikamurang tidak hanya dilakukan di Desa Rawa Badak. Di perbatasan Lajem, antara Desa Gentar dan Desa Cikedung juga sedang dilakukan pengecoran jalan sepanjang kurang lebih 3 kilometer. Selain itu, pada kilometer 77 dari arah Cirebon ada perbaikan jembatan, yang diperkirakan juga tidak akan selesai menjelang arus mudik lebaran tahun ini.

Banyaknya perbaikan pada ruas jalan tertentu dan diperkirakan memakan waktu cukup lama, menjadikan jalur alternatif Subang-Cikamurang tidak nyaman bagi para pemudik yang akan melintasinya. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya lubang dan jalan yang bergelombang, hampir di sepanjang pertigaan Wesel hingga Desa Kebun Cauk.

Bagi pemudik yang tetap memilih jalur alternatif ini, selain harus ekstra hati-hati supaya kendaraannya tidak terperosok atau patah as rodanya akibat jalan berlubang, juga harus memperhatikan bensin di tangkinya. Pasalnya sepanjang Subang hingga Kadipaten yang berjarak kurang lebih 70 kilometer ini hanya terdapat empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). (Tim)