(Jakarta, 14/6/2010) Pemerintah menggelar rapat kesiapan angkutan Lebaran 2010, hari ini, Senin (14/6). Rapat yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan tersebut mengemukakan sejumlah permasalahan yang perlu diantisipasi guna memperlancar pelaksanaan angkutan Lebaran tahun ini.
 
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeroyo Alimoeso yang memimpin pertemuan tersebut mengungkapkan, rakor perwakilan dari sejumlah instansi terkait seperti Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Polri, serta perwakilan Dishub dari 12 Provinsi. "Rakor ini untuk menyusun Konsep Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2010. Agendanya mencari permasalahan dan antisipasi agar kendala-kendala dikhawatirkan muncul bisa ditangani. Semua sektor dibahas," jelas Dirjen Suroyo.
 
Kemen PU, misalnya, mengungkapkan beberapa titik rawan kemacetan yang perlu mendapatkan pehatian serius. Di wilayah Sumatera misalnya, potensi hambatan ada di Sekayu, Sumatera Selatan dan jalur Pantai Timur, Lampung, yang tengah dilakukan perbaikan infastruktur jalan. Di jalur ini terdapat 1 titik yang sedang diperbaiki. Sementara di Jalur Timur sendiri, ada 1 titik berupa gorong-gorong yang masih diperbaiki dan ditargetkan akan selesai sebelum lebaran.
 
Potensi hambatan lainnya, berada di Merak, Banten, yang merupakan imbas dari pelaksanaan pembangunan fly over tepat di depan akses masuk Pelabuhan Merak. ”Kita pesimistis pembangunan fly over ini tidak memberikan kontribusi kemacetan. Imbasnya pasti ada. Karena itu, kita mencari cara agar kemacetan bisa diminimalisasi agar tidak parah,” ujarnya.
 
Selanjutnya, untuk mengantisipasi kemacetan di wilayah Cirebon, Jawa Barat, telah diselesaikan Tol Kanci-Pejagan, yang akan menjadi jalur alternatif di jalur Pantura. Kemudian jalan baru Lingkar Nagreg juga sudah selesai, sehingga diharapkan bisa meminimalisasi kemacetan di wilayah-wilayah tersebut. Sebelum Lebaran, kedua infrastruktur baru itu dipastikan sudah bisa digunakan secara optimal.
 
Sementara untuk wilayah Jawa Tengah, pembangunan 4 lajur antara Semarang sampai Kudus dah 4 lajur pada jalur Pantura hingga Kudus diharapkan bisa memperkecil potensi penumpukkan kendaraan di wilayah tersebut. "Masalah yang terjadi masih mungkin terjadi di daerah Sumpiuh, di mana ada perlintasan sebidang kereta api. Termasuk pula pasar-pasar tumpah,” lanjut Suroyo. Untuk wilayah Jawa Timur, masalah yang mungkin terjadi di daerah Porong. Sementara untuk Bali, sudah ada jalur alternatif. (DIP)