(Jakarta, 8/9/2011) Peluang Indonesia kembali menjadi anggota dewan International Maritime Organization (IMO)  untuk kategori C yakni bagi negara yang memiiki letak dan kepentingan strategis kepentingan. Dukungan datang dari berbagai negara melalui perwakilan Kedutaan Besar.

Menurut Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, Indonesia sudah menjadi anggota IMO sejak 1961 lalu hingga kini. Begitu juga dengan keikutsertaan sebagai anggota dewan untuk kategori C sesuai dengan kepentingan Indonesia.

“Mereka sangat mendukung pencalonan kembali Indonesia menjadi anggota Dewan IMO yang pemilihannya akan dilaksanakan pada November mendatang di London,” ujar Freddy usai pertemuan dengan Dubes di Jakarta, Kamis (8/9).

Freddy mengemukakan bila terpilih kembali menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, maka ada beberapa hal yang akan menjadi tujuan dan target Indonesia, diantaranya memperkuat kepentingan Indonesia, masalah yang terkait dengan kapal-kapal yang dioperasikan warga Indonesia, dan masalah perompak.

Pihaknya menghimbau kepada IMO untuk menyelesaikan masalah perompak yang kerap mengganggu kapal di perairan Somalia dan Selat malaka. Dia juga menekankan bahwa akan mengangkat isu pencemaran laut agar mendapat konsen yang lebih besar lagi.

Seperti diketahui, Indonesia sudah memberikan kontribusi aktif dan positif sebagai anggota dewan IMO sejak 1973. Posisi anggota Dewan IMO kategori C cukup prestisius untuk memuluskan langkah Indonesia menempatkan salah satu pejabatnya masuk dalam salah satu struktur di Sekretaris Jenderal IMO yang kini dipegang Jepang.

Saat ini anggota IMO berjumlah 153 negara, untuk masuk anggota Dewan IMO kategori C dibutuhkan dukungan sebanyak-banyaknya. Periode kepengurusan di Dewan IMO kategori C selama dua tahun. Pada 2009-2011, Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan IMO kategori C, ketika itu Indonesia mendapatkan dukungan 132 anggota. Jika pada sidang IMO nanti Indonesia kembali dipilih, maka Indonesia akan menjadi anggota Dewan IMO kategori C yang ke-18 kali.

"Sebagai negara maritim Indonesia telah berperan aktif dalam dan meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran, dan kami optimis peluang itu terbuka lebar," kata Menhub.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Leon Muhammad mengatakan, Indonesia memiliki komitmen sebagai negara kepulauan yang memiliki armada cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pelayaran, keamanan dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka. (CHAN)