(Jakarta, 03/09/09) Perusahaan pelayaran diminta untuk menyiagakan kapal-kapal cadangan di sekitar lokasi pelabuhan yang diprediksi mengalami lonjakan penumpang besar selama masa angkutan lebaran mendatang. Hal itu untuk memudahkan menggerakkan kapal cadangan tersebut mengangkut penumpang yang belum terangkut sewaktu kapasitas kapal reguler telah mencukupi.

”Kalau perlu, alihkan rute kapal-kapal dari rute yang diprediksi tidak terpengaruh masa lebaran agar mendekati pelabuhan-pelabuhan yang rawan lonjakan, seperti kapal-kapal di Indonesia timur,” Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo, memaparkan Rencana Operasi Penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran tahun 2009 (1430 H) di Jakarta, Kamis (3/9).

Sunaryo memaparkan, jumlah penumpang pada masa lebaran kali ini diprediksi mengalami peningkatan hingga 10 persen dari tahun lalu, dari 1.017.029 orang menjadi 1.118.731 orang. Sementara jumlah armada yang disiapkan sebanyak 722 unit dari beragam jenis dan ukuran, dengan kemampuan total kapasitas angkut mencapai 3.094.964 penumpang. Jumlah tersebut belum termasuk kapal-kapal cadangan yang akan digerakkan pada kondisi dan situasi tertentu.

Jika dibandingkan dengan kesiapan jumlah armada yang ada, lanjut Sunaryo, dirinya optimis peningkatan jumlah penumpang hingga 10 persen tersebut tidak akan menjadi suatu hal yang perlu dikhawatirkan ketika pengalokasian dan pendistribusian rute kapal merata dan sesuai dengan kebutuhan kapasitas.

”Tetapi kalau kapal tidak cukup dan tidak ada cadangan, itu masalah. Apabila ada kondisi demikian, makan perlu kita lakukan penukaran rute. Kita geser sebagian kapal dari rute sepi ke rute padat yang jumlah kapasitas kapalnya kurang,” ujarnya.

Terkait hal itu, Sunaryo menambahkan, dirinya telah meminta Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Bobby R Mamahit untuk mengevaluasi dan menginventarisasi kapasitas kapal dan kebutuhan di rute-rute padat dan rawan lonjakan. Dia berharap, dengan dilakukannya penyesuaian tersebut, tidak akan ada perjalanan yang molor dari jadwal sehingga membuat penumpang tiba di kampung halaman terlambat.

”Tugas pemerintah memang bagaimana menyiapkan armada yang aman, nyaman, berbiaya murah dan tepat waktu. Saya ingin, tidak ada kata terlambat saat pulang lebaran. Itulah yang kita siapkan, jangan sampai masyarkat tida di kampung halaman merena setelah Sholat Ied. Kalau balik setelah lebaran, ada kemungkinan terlambat 1-2 hari itu mungikin masih bisa dimaklumi,” ujarnya.

Dijelaskan Sunaryo, dari 52 pelabuhan yang akan dipantau selama masa lebaran tahun ini, ada 20 pelabuhan di antaranya yang diprediksi mengalami ledakkan penumpang. Pelabuhan-pelabuhan tersebut antara lain Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Perak, Ternate, Bau-Bau, Tanjung Balai Karimun, Tarakan, Balikpapan, Tanjung Priok, dan Banjarmasin. Selain itu, adalah pelabuhan Makassar, Sei Pakning, Tanjung Emas, Selat Panjang, Tanjung Uban, Ambon, Manado, Sibolga, Pekanbaru serta Nunukan.

Selain kepada operator perusahaan pelayaran, Sunaryo menambahkan, dirinya juga telah berkoordinasi dengan TNI AL dalam mengantisipasi pemenuhan kapasitas dengan menyediakan kapal-kapal cadangan. ”Kami sendiri, menyiagakan kapal-kapal KPLP dan kapal-kapal navigasi di sekitar lokasi pelabuhan. Kapal ini selain berpatroli, juga berfugsi ganda sebagai kapal SAR. Bahkan, kalau diperlukan, juga dapat digunakan untuk mengangkut penumpang pada rute-rute pendek,” pungkasnya. (DIP)