(Jakarta, 04/10/10) Proses negosiasi negosiasi dengan para perompak Somalia untuk membebaskan 17 awak kapal tanker MT Pramoni asal Indonesia yang dibajak di Teluk Aden, Jumat (1/1) lalu, siap untuk dilakukan. Baik kapal maupun awaknya dilaporkan dalam kondisi selamat. Saat ini, seluruh pihak terkait tengah menunggu komunikasi dari pihak perompak yang tengah menyandera kapal tersebut di Pelabuhan Eil, Somalia.

Kapal tanker MT Pramoni merupakan kapal pengangkut bahan kimia berbendera Singapura, yang ketika dibajak tengah mengarungi rute pelayaran dari Eropa menuju India. Kapal yang dicarter perusahaan asal Indonesia, PT.Berlian Laju Tanker, tersebut, diawaki 24 orang, di mana 17 di antaranya merupakan pelaut asal Indonesia, dan sisanya terdiri dari lima warga Negara Cina, satu Vietnam dan satu Nigeria. Menurut Atase Perhubungan KBRI Singapura Hari Setyobudi, sebagaimana disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan, sesuai keterangan pihak GBLT Ship Management (agen kapal MT Pramoni di Singapura), aksi pembajakan itu terjadi pada hari Jumat, 1 Januari 2010, sekitar Pk.17.30 waktu Singapura. Pada waktu itu, jelas Hari Setyobudi, kapal kehilangan kontak. Hingga kemudian, pada pukul 17.45 waktu Singapura, berdasarkan informasi dari UKMTO (The UK Maritime Trade Operations) yang merupakan bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris, diketahui bahwa kapal Pramoni telah dibajak oleh Pembajak Somalia.  Dia menambahkan, dalam perjalan terebut, MT Pramoni yang tengah membawa sekitar 15.000 MT bahan kimia itu tengah berada dalam pengawasan UKMTO. Kapal asal Norwegia ini sendiri telah mengikuti “Traveling Security Lines”, yaitu program keselamatan pelayaran. ”Informasi terakhir, kondisi kapal dan semua awak saat dalam keadaan selamat. Pihak agen di Singapura sudah berkoordinasi dgn Kementrian Luar Negeri Singapura, Angkatan Bersenjata Singapura, MPA serta pihak pencarter dari Jakarta, PT.Berlian Laju Tanker, untuk menghubungi keluarga 17 crew Indonesia,” jelas Hari Setyobudi.

Bambang S Ervan menambahkan, berdasarkan laporan Dirut PT Berlian Laju Tanker Widihardja, yang disampaikan kepada Menteri Perhubungan Freddy Numberi, kapal yang dikuasai para perompak itu lego jangkar di Pelabuhan Eil, Somalia, Minggu (3/1), sekitar pukul 01.00 WIB. ”Perkembangan terakhir, tidak ada awak kapal yang dilukai oleh perompak. Mereka semua diperlakukan dengan baik.. Pihak pencarter menyaratakan, pihak asuransi mereka telah siap bernegosiasi. Jadi, posisinya saat ini tinggal menunggu kontak dari pihak perompak,” jelas Bambang. Untuk diketahui, Pelabuhan Eil merupakan pelabuhan yang dikuasai oleh komplotan perompak Somalia. Di pelabuhan yang kerap dijadikan tempat untuk menyandera kapal itu merupakan pelabuhan ilegal yang tak memiliki otoritas pelabuhan maupun syahbandar. Sedangkan Teluk Aden, yang menghubungkan Samudera Hindia ke Laut Merah dan Terusan Suez itu merupakan salah satu perairan tersibuk dan paling berbahaya di dunia, yang kerap disatroni para bajak laut untuk mencari mangsa. Dalam kurun seminggu terakhir, sedikitnya tiga aksi pembajakan dilakukan para perompak Somalia di perairan tersebut. Kapal MT Pramoni ini merupakan kapal ketiga yang menjadi korban. Sebelumnya, seperti dilansir BBC, Sabtu (2/1/2010), Senin pekan lalu, bajak laut Somalia menangkap dua kapal dengan 45 awak di lepas pantai Afrika bagian timur. Kapal pertama yang dibajak adalah St James Park. St James Park, kapal tanker berbendera Inggris yang bermuatan bahan kimia itu ditangkap di Teluk Aden dalam perjalannya menuju Thailand dari Spanyol. Sedangkan kapal kedua adalah The Navios Apollon, kapal kargo berbendera Panama dengan 19 awak yang dibajak di wilayah utara Seychelles. Penyerangan oleh bajak laut yang kerap terjadi di pantai Somalia ini telah membuat sibuk seluruh angkatan laut internasional. (JAB).