JAKARTA - Hari ini (3/7) menjadi hari terakhir penyelenggaraan Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2017 Kementerian Perhubungan. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut ada beberapa hal positif yang dicatat pada penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2017. Terkait hal tersebut Menhub mengapresiasi seluruh stakeholder yang telah bekerjasama merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan angkutan Lebaran 1438 Hijriah.

“Mudik tahun ini Alhamdulillah berjalan lancar dan ada beberapa indikasi positif. Tapi yang penting saya sampaikan adalah saya sangat menghargai dan mengapresiasi para stakeholder yaitu Kepolisian, Kementerian PUPR, PT Jasa Marga, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Pertamina, pemerintah daerah juga kooperatif sehingga ini dapat berjalan dengan baik, tentu juga Basarnas dan teman-teman Media baik cetak, elektronik, online, dan media sosial juga sangat membantu kelancaran angkutan lebaran ini,” ujar Menhub di Jakarta, Senin (3/7).

Menhub mencatat beberapa indikasi positif pada penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini adalah angka kecelakaan yang tidak mencapai 60% dari jumlah kecelakaan pada masa angkutan Lebaran tahun lalu, pertumbuhan angkutan udara yang melampaui 10 persen, tingkat keterisian angkutan laut jarak pendek yang mencapai 80%, dan penurunan angka pemudik dengan kendaraan pribadi.

“Angka kecelakaan turun banyak sekali maksimal yang sekarang ini tidak sampai 60% dari jumlah kecelakaan pada masa angkutan lebaran tahun lalu jadi saya apresiasi yang dilakukan oleh Polri, (kecelakaan) yang paling banyak terjadi di angkutan darat, dan itu terjadinya bukan di jalan nasional tapi malah di jalan daerah di tingkat dua seperti truk, dan sebagainya,” jelasnya.

Dengan adanya peningkatan pertumbuhan penumpang angkutan udara yang melampaui 10 persen dalam dua tahun ini, Menhub berpendapat ada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat disamping peningkatan pelayanan operator bandara dan maskapai yang telah berhasil mengurangi tingkat delay.

Pada moda laut, Menhub mengakui jumlah penumpang angkutan laut khususnya jarak jauh belum maksimal. Akan tetapi Menhub optimis untuk angkutan laut jarak pendek seperti rute Jakarta – Semarang dari kapasitas sebanyak 20 ribu penumpang, tingkat keterisiannya sudah mencapai 80%.

Terkait moda kereta api, lebih lanjut dikatakan Menhub demand kereta api tinggi sekali tidak sebanding dengan supply nya. Untuk itu dikatakan Menhub pemerintah saat ini akan membangun kereta api dengan peningkatan kecepatan mencapai 150 kilometer/jam. Dengan kereta ini jarak 700 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 4,5 jam, tanpa berhenti.

“Pemerintah akan membangun kereta api dengan peningkatan kecepatan mencapai 150 kilometer/jam dari Jakarta – Surabaya yang kapasitasnya bisa meningkat 3 kali lipat dari sekarang,” ujarnya.

Akan tetapi dibalik keberhasilan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini, masih terdapat sejumlah masalah yang masih diperlukan jalan keluar seperti banyaknya pemudik pengguna jalan tol yang berhenti di tempat peristirahatan cukup lama dan parkir di badan jalan.

"Saya menyadari bahwa pemudik memiliki waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa untuk kembali ke Jakarta, sehingga memanfaatkan perjalanan pulang untuk leisure time dan berhenti di tempat istirahat," ungkapnya.

Terkait hal ini Menhub telah menyampaikan kepada PT Jasa Marga untuk berinovasi dengan membuat cluster-cluster di setiap rest area yang mengedepankan aneka ragam kearifan lokal. (GD/TH/BS/JAB)