(Bandung, 12/08/09) Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengatakan masih ada dua titik krusial di lintas utara dan selatan yang mungkin akan menjadi kendala pada saat pelaksanaan mudik lebaran 2009 melalui jalur darat dari Jakarta menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah.



Titik krusial pertama, di jalur pantura Cirebon-Semarang, di mana masih adanya proses rehabilitasi jalan dan perbaikan empat jembatan besar di jalur utama antara Brebes hingga Tegal. ”Tetapi Menteri PU mengatakan, untuk jembatan, ditargetkan akhir Agustus akan selesai. Sedangkan untuk jalan, akan selesai awal-awal September, atau H-10 Lebaran. Untuk alternatif, telah disiapkan ruas tol Kanci-Pejagan. Selain itu, ada juga titik rawan di daerah perlintasan sebidang seperti Sumpiuh (Banyumas) dan Pejagan (Brebes). Tetapi, Departemen PU sudah melakukan pelebaran jalan untuk meminimalisasi kemacetan di lokasi ini,” jelas Menhub pada hari terakhir safarinya memantau persiapan angkutan Lebaran 2009 di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di kawasan Simpang Nagreg, Selasa (12/8).



Sedangkan titik krusial kedua, jelas Menhub, berada di wilayah simpang Nagreg yang menjadi pertemuan arus dari Garut, Tasikmalaya dan Bandung. Namun, Menhub memastikan, tingkat kemacetan di lokasi ini pada saat mudik lebaran nanti dapat diminimalisasi dengan dibukanya jalur lingkar ”Segitiga Nagreg” yang pembangunannya dilakukan Departemen Pekerjaan Umum. Jalur lingkar ini sendiri telah digunakan pada masa Lebaran 2008 dan terbukti mampu meminimalisasi kemacetan.



Selain mengoptimalisasikan jalur lingkar Nagreg, Menhub menambahkan, penumpukkan kendaraan juga akan diantisipasi dengan menerapkan manajemen lalu lintas buka-tutup searah yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Polri bekerja sama dengan Departemen Perhubungan.



Menurut Komisaris Polisi Herman Yusuf, Kasubag Lantas Polwil Priangan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, frekuensi kendaraan di lintas simpang Nagreg tersebut mencapai hingga 68 ribu kendaraan roda empat per hari. Pada masa mudik lebaran tahun ini, diperkirakan arus kendaraan akan mengalami peningkatan hingga dua persen.



”Tahun lalu, puncak arus lalu lintas di simpang Cikaledong atau simpang Nagreg ini, terjadi pada H-2 Lebaran. Tetapi, berkat dibukanya jalur lingkar ini, tidak ada kemacetan parah. Kendaraan hanya padat merayap,” jelasnya.


Kemudian untuk mengurai kemacetan arus dari Bandung menuju Garut dan Tasikmalaya, Herman menambahkan, di jalan Cagak, pihaknya juga telah menyiapkan skenario buka-tutup one way. ”Skenario itu akan kami lakukan ketika ekor antrian kendaraan menuju simpang Nagreg sudah mencapai Tanjakan Bohon dan Tanjakan Bir, sekitar beberapa kilometer sebelum lokasi ini,” pungkasnya.



Kepala Sub Direktorat Wilayah Barat Ditjen Binamarga Departemen Pekerjaan Umum Masriyanto yang mendampingi Menhub sepanjang pemantauan itu menambahkan, selain di simpang Nagreg, potensi kemacetan di jalur perlintasan sebidang antara jalan raya dan kereta api di wilayah Cicalengka menuju Nagreg juga telah diantisipasi. ”Yaitu dengan dilakukanya pelebaran jalan sepanjang 1 km, dari dua lajur menjadi empat lajur. (DIP)