(Balikpapan, 26/7/2012)  Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan uji petik terhadap tiga kapal yang melakukan sandar di Pelabuhan Semayang, Balikpapan pada 25-26 Juli 3012. Kapal yang dilakukan uji petik adalah KM Bukit Siguntang (PT Pelni), KM Madani Nusantara (PT Prima Vista) dan KM Dharma Ferry 3 (PT Dharma Lautan Utama).

Pelaksanaan uji petik yang dilakukan Inspektorat dari Ditjen Perhubungan Laut dibantu oleh Inspektorat Administrator Pelabuhan (Adpel) Balikpapan ini,dipimpin langsung oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan (Dirkappel) Ditjen Perhubungan Laut, Yan Riswandi.

"Uji petik ini kami lakukan untuk mengetahui bagimana kapal melengkapi peralatan keselamatan pelayaran," kata Yan Riswandi.

Awalnya uji petik hanya dilakukan di 9 pelabuhan utama, tidak termasuk Pelabungan Semayang Balikpapan. Pelabuhan Semayang akhirnya termasuk yang dilakukan uji petik karena pelabuhan ini termasuk yang ramai penumpangnya pada saat musim mudik lebaran.

Hasil uji petik terhadap 3 kapal tersebut, masih banyak ditemukan pelanggaraan dalam keselamatan pelayaran. "Ada kapal yang tidak memenuhi keselamatan pelayaran meskipun kesalahan yang ditemukan sifatnya minor. Kami sudah berikan sejumah catatan dan rekomendasi untuk diperbaiki atau dilengkapi," jelas Yan yang didampingi Diaz Saputra dan Ferro Hidayah selalu marine inspector.

Sebagai contoh, sistem pencatatan pada buku catatan minyak (oil record book) di PT Bukit Siguntang tidak sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan. Memang ada penjelasan dimana kapal mengisi bahan bakar, berapa banyak dan berapa lama, namun penjelasannya tidak dilakukan secara terperinci. Hanya tertulis pengisian bahan bakar 2 jam sebanyak 190 M3, tapi tidak dijelaskan dari jam berapa ke jam berapa dan bungker tangki mana yang di isi.

Di KM Madani Nusantara, sistem fire alarm tidak berfungsi. Selain itu dewi-dewi (alat untuk meluncurkan sekoci-red) sekoci penolong tidak terawat sehingga berpotensi terganggunya proses peluncuran sekoci saat keadaan darurat.

Rendahnya kesadaran awak kapal maupun penumpang akan pentingnya keselamatan, lanjut Yan, merupakan hal yang harus dibenahi. Misalnya banyak kru kapal dibagian mesin yang tidak mengenakan kelengkapan keselamatan seperti : shoes safety dan helm, sedangkan penumpang kerap melakukan pencurian terhadap alat-alat keselamatan yang sesungguhnya keberadaan alat-alat tersebut untuk kepentingan penumpang itu sendiri. (JO)