(Jakarta, 14/10/2009) Departemen Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bekerja sama dengan Pemerintah Australia menyelenggarakan Aviation Security Manager Course dan Aviation Security Workshop pada sepanjang Bulan Oktober tahun 2009 ini di Hotel Shangrila, Jakarta. 

Kursus singkat mengenai manajerial keamanan penerbangan dan pelatihan mengenai keamanan penerbangan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia – Australia Aviation Security Project II (IAAP II), dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan personil keamanan penerbangan yang ada di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), bandara dan maskapai penerbangan.

Avsec Manager Course yang telah dimulai pada 5 Oktober 2009 yang lalu dan akan berakhir pada 16 Oktober 2009 mendatang bertujuan untuk memberikan pelatihan bagi para personil keamanan bandara yang belum pernah mendapatkan pengalaman mengenai keamanan penerbangan sebelumnya.

Sementara itu, Workshop Avsec I, yang akan dilaksanakan pada 19 – 28 Oktober 2009, akan membahas di antaranya mengenai:

  1. Aturan-aturan baru dalam program keselamatan penerbangan sipil nasional, yang di dalamnya akan dipresentasikan peraturan-peraturan dan sanksi-sanksi yang yang telah diterapkan oleh penegak hukum keamanan penerbangan di Australia (Australia’s Enforcement Program). Selain itu juga akan dibahas kemungkinan-kemungkinan untuk penyusunan peraturan sejenis dan penerapannya di Indonesia oleh Ditjen Hubud dan pembentukan otoritas bandara (airport authorities).  
  2. Kemungkinan untuk pengembangan sistem akses bandara dengan kartu identitas dan pas bandara dan persiapan penyusunan Undang-Undang mengenai hal tersebut oleh Ditjen Hubud.
  3. Manajemen Krisis dan rencana  tindak yang dimiliki oleh Australia  dalam menghadapi terorisme serta manajemen risiko.
  4. Penyusunan sistem quality control dalam rangka meningkatkan sistem keamanan penerbangan yang selama ini telah diterapkan di Indonesia.
  5. Program Pelatihan Tingkat Nasional yang akan dirancang bagi para pejabat di bidang Keamanan Penerbangan dan Administrator Bandara.

Selanjutnya, telah direncanakan pula kegiatan-kegiatan lain yang masih merupakan bagian dari rangkaian IAAP II seperti:

  1. Workshop Avsec II yang akan berlangsung tanggal 22 – 26 Februari 2010 di Denpasar, Bali dengan materi-materi yang terkait dengan sosialisasi mengenai peraturan-peraturan baru dalam bidang keamanan penerbangan, praktik pelaksanaan quality control terhadap keamanan penerbangan yang selama ini telah diterapkan serta penyegaran tentang teknik-teknik pelaksanaan keamanan penerbangan kepada para petugas keamanan penerbangan bandara.
  2. Workshop Avsec III yang akan berlangsung tanggal 1 – 5 Maret 2010, yang akan berbentuk pendalaman terhadap materi yang diberikan pada Workshop Avsec II.
  3. Security and Prevention Workshop, yang direncanakan akan berlangsung Bulan Maret 2010, yang bertujuan untuk mendidik para anggota Komite Keamanan Penerbangan Sipil Nasional (National Civil Aviation Security Committee - NCASC) mengenai ancaman-ancaman keamanan yang dihadapi penerbangan sipil dewasa ini, kewajiban-kewajiban Indonesia sebagai anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) serta peran NCASC. Selain itu, pada akhir pelatihan ini akan disusun suatu rencana tindak dan dipaparkan di hadapan para pejabat tinggi NCASC untuk disetujui.
  4. Joint Airport Security Assessment di Bandara Soekarno Hatta dan Ngurah Rai, Denpasar yang akan berlangsung tanggal 5 – 16 April 2010, yang bertujuan untuk melaksanakan penilaian keamanan di Bandara Soekarno – Hatta dan Bandara Ngurah Rai bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud).

Kegiatan IAAP II yang merupakan tindak lanjut hasil kesepakatan Forum Keamanan Penerbangan (Aviation Security Forum) ke-3, yang berlangsung di Jakarta tahun 2009, merupakan kegiatan yang terselenggara untuk kedua kalinya, dimana kegiatan IAAP I pernah dilakukan pada tahun 2007. Forum Keamanan Penerbangan sendiri merupakan bagian dari kerjasama bilateral yang dilakukan oleh Pemerintah RI dan Australia sepanjang tiga tahun terakhir. (RD)