(Jakarta, 9/5/2012) Indonesia akan melakukan kerjasama Offset dengan BOEING Company dalam waktu dekat ini, ujar Dino Patti Djalal, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat pada saat rapat pembahasan Boeing Offset di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta (9/5).

Boeing Company telah menyatakan kesanggupannya untuk memberikan offset kepada Indonesia baik sipil maupun militer dan tidak dilakukan secara adhoc tetapi secara komprehensif dan jangka panjang, ujar Dino menambahkan.

Kerjasama BOEING Offset ini merupakan perjalanan panjang yang dilakukan oleh pihak Indonesia dalam hal ini KBRI Washington DC untuk mendapatkan kerjasama offset atau keuntungan timbal-balik yang setimpal untuk Indonesia terhadap investasi perdagangan yang selama ini telah dilakukan di Amerika Serikat khususnya dengan Boeing Company seperti pembelian pesawat udara sipil B737-800NG dan B737-900ER, B737-Max, pembelian pesawat udara militer F-16 dan rencana pembelian helikopter Appache.

Dalam pertemuan tersebut telah disepakati bahwa ada 4 (empat) bidang yang akan dijajaki untuk dilakukan kerjasama dengan Boeing yaitu di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Manufacturing dan desain, Maintenance dan CNS/ATM Systems,” ujar  Iksan Tatang, Setjen Kemenhub.

Diding Sunardi, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengatakan bahwa untuk masing-masing bidang kerjasama tersebut telah ditunjuk stakeholder terkait agar segera membuat proposal, kajian dan time frame yang dibagi dalam jangka pendek, menengah dan panjang yang hasilnya kemudian diserahkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara sebagai Focal Point dari Pemerintah Indonesia (Kementerian), sebagai pintu utama komunikasi dan koordinasi dengan pihak Boeing.

Diding menambahkan bahwa untuk menangani kerjasama Sumber Daya /Manusia (SDM) tersebut diserahkan kepada Setdijen Perhubungan Udara dan berkoordinasi dengan BPSDMP, untuk bidang kerjasama manufacturing dan desain diserahkan kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI), bidang maintenance diserahkan kepada GMF AeroAsia dan CNS/ATM Systems dan modernisasi atau penataan ruang udara diserahkan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan.

Hasil dari perumusan ini dalam akan dikemas dalam bentuk poroposal  yang akan dibawa oleh tim Indonesia kepada Boeing Company untuk dirumuskan dan ditentukan mekanisme action yang akan dilakukan selanjutnya, ujar Atase Perhubungan Indonesia untuk Amerika, I Wayan Sudiartha.

Wayan  menambahkan bahwa dalam proposal tersebut pihak Indonesia dapat memberikan ketentuan-ketentuan khusus/requirement/dasar hukum offset dari pemerintah Indonesia terhadap kerjasama ini.

Sebelumnya BOEING juga telah melakukan kerjasama offset sejenis dengan Negara Korea Selatan, Malaysia, dan Arab Saudi dalam bentuk Transfer of Technology (TOT), Counter –trade, asistensi dan kosultasi serta human resources development, ujar Wayan.

Rapat Pembahasan Boeing Offset tersebut dihadiri oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, BPPT serta stakeholder dari industri penerbangan Indonesia seperti; Garuda, GMF AeroAsia, PT Dirgantara Indonesia, IPTN, PT Pindad, Lion Air, dan Susi Air. (YS)