JAKARTA - Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) di bidang transportasi baik dari aspek kualitas maupun kuantitas harus ditunjang dengan sarana pendidikan dan latihan yang cukup memadai. Kebutuhan SDM di bidang transportasi, dalam tahun–tahun mendatang diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian nasional.

Karena itu, dalam menghasilkan SDM transportasi yang cukup banyak dan memiliki kualitas, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan dalam tahun anggaran 2015 – 2017 berencana membeli 51 pesawat dan 6 kapal latih.

“Kita akan menambah 51 unit pesawat latih untuk sekolah penerbangan dan 6 kapal latih untuk sekolah dalam tahun anggaran 2015 – 2017,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Wahyu Satrio Utomo di Jakarta, Senin (12/10).

Wahyu Satrio menjelaskan, ke-51 pesawat tersebut terdiri atas 45 pesawat Cesna mesin tunggal (single engine) dan 5 unit pesawat Cesna mesin ganda (multi engine) serta 1 unit helikopter. Ke-51 pesawat tersebut rencananya ditempatkan di sekolah–sekolah penerbang Curug (Tagerang- Banten), Banyuwangi (Jawa Timur),Berau (Kalimantan Timur) dan Merauke (Papua).

“Harga untuk pesawat Cesna mesin tunggal Rp 14 miliar,pesawat mesin ganda Rp 34,2 miliar dan helikopter Rp 192,9 miliar,” terang Wahyu Satrio.

Proses pengadaan 51 pesawat tersebut, kata Wahyu Satrio tinggal menunggu penetapan pemenang lelang Menteri Perhubungan.

“Lelangnya sudah selesai.Karena ini nilai proyek di atas Rp 100 miliar, sesuai Kepres, maka penetapannya oleh Menteri Perhubungan. Saat ini sedang dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal,” papar Wahyu Satrio.

Dalam waktu dekat, kata Wahyu,pemenang tender bisa ditetapkan sehingga secepatnya dilakukan tanda tangan kontrak. Kontrak pengadaan 51 pesawat latih tersebut dilakukan secara terpisah antara 45 pesawat mesin tunggal, 5 pesawat mesin ganda dan 1 helikopter.

“Pada pekan ketiga bulan Desember 2015 sudah ada pesawat yang datang ke Indonesia,” jelas dia.

Sementara pengadaan 6 unit kapal latih berbobot 1.200 DW akan ditempatkan di Aceh, Surabaya, Jakarta,Makasar, Minahasa Selatan dan Sorong. Kapal–kapal tersebut, selain digunakan sebagai praktek para taruna, juga digunakan untuk transportasi masyarakat di daerah–daerah terpencil.

“Kapal-kapal latih tersebut akan melayani rute-rute perintis yang melayani masyarakat terpencil,” ujarnya.

Selama ini,kata Wahyu, para taruna yang akan melakukan praktek lapangan, mengalami kesulitan mencari perusahaan pelayaran.Jika pun ada hanya akan menampung 2 sampai 5 taruna. Dengan adanya kapal latih yang dimiliki pemerintah dan dioperasikan oleh sekolah-sekolah pelayaran, maka para taruna yang melaksanakan praktek lapangan bisa bertambah banyak, sehingga akan lebih banyak menghasilkan tenaga pelayaran.

Kapal-kapal latih tersebut akan mampu menampung sebanyak 100 taruna dalam melakukan praktek lapangan. “Dengan daya tampung yang besar,maka dengan adanya enam kapal ini akan mampu menampung 600 kadet (taruna) melakukan kerja lapangan,” papar Wahyu Satrio.(SNO)