JAKARTA – Kementerian Perhubungan terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka mendukung program Tol Laut. Pembangunan tol laut bertujuan untuk mewujudkan konektivitas dan menekan kesenjangan harga antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya kepastian ketersediaan barang.
“Memecahkan masalah konektivitas antar pulau dan mewujudkan aspek keadilan pembangunan dengan menekan kesenjangan antara wilayah barat dan timur Indonesia adalah tujuan dilaksanakannya program Tol Laut” jelas Menhub Ignasius Jonan di Jakarta beberapa waktu lalu ketika berdiskusi dengan kalangan media massa.
Jonan menjelaskan, tingginya harga barang seperti harga 1 sak semen yang mencapai ratusan ribu rupiah di daerah puncak Jaya Wijaya, disebabkan tidak adanya barang dan tidak adanya kepastian kapan barang itu ada. Sekarang, dengan adanya kapal laut yang datang sesuai dengan jadwal menjadikan harga terkontrol.
Untuk itu Kemenhub dengan empat fokus kerjanya yaitu, peningkatan keselamatan dan keamanan, peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas layanan, dan peningkatan tata kelola regulasi sejak tahun 2015 terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung Tol Laut agar Tol Laut secara konkrit dapat dirasakan manfaatnya.
Upaya Kemenhub untuk mendukung program tol laut melalui program peningkatan keselamatan dan keamanan diantaranya: meng-upgrade peralatan pendukung pelayaran seperti, pemasangan Vehicle Traffic System sebanyak 5 unit, dan pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 122 unit yang tersebar di wilayah laut Indonesia.
Selain itu, dilakukan pula pembangunan kapal-kapal yang difungsikan untuk keselamatan dan keamanan pelayaran seperti, pembangunan kapal navigasi sebanyak 15 unit, Kapal Patroli KPLP sebanyak 43 unit, dan Kapal Rigid Inflatable Boat/RIB sebanyak 66 unit.
Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia terkait keselamatan dan keamanan pelayaran, telah dilakukan pula berbagai pelatihan safety dan security baik di dalam maupun di luar negeri sebanyak 22 pendidikan dan pelatihan/diklat.
Sementara, upaya yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas yaitu dengan membangun berbagai prasarana dan sarana perhubungan laut diantaranya, pembangunan parsarana seperti, pelabuhan di 89 lokasi dengan konsentrasi pembangunan pelabuhan di wilayah Timur Indonesia, dan peningkatan kapasitas pelabuhan di 6 lokasi.
Sedangkan, pembangunan sarana perhubungan laut untuk mendukung aksesibilitas transportasi laut meliputi, pembangunan kapal perintis sebanyak 95 unit, dan pembangunan kapal ternak sebanyak 5 unit. Selain itu, penyelenggaraan rute perintis sebanyak 96 trayek, penyelenggaraan angkutan barang tetap dan teratur/Freight Liner sebanyak 6 trayek,
Pada program peningkatan kualitas layanan, beberapa perbaikan pelayanan sektor perhubungan laut yang dilakukan yaitu, perbaikan terminal penumpang di 26 lokasi; penujukkan PT PELNI menjadi operator tunggal kapal perintis; pengadaan peralatan bongkar muat sebanyak 26 unit; dan penyelenggaraan pelayanan secara online seperti pendaftaran kapal, SIM LALA, dan INAPORTNET.
Upaya mendukung perwujudan tol laut yang menjadi program strategis Presiden RI ini juga dilakukan melalui program peningkatan tata kelola regulasi di sektor perhubungan laut seperti, penyederhanaan/deregulasi peraturan. Tercatat sebanyak 8 peraturan di sektor perhubungan laut yang telah disederhanakan.
Lainnya, peningkatanan tata kelola regulasi yang dilakukan diantaranya, pelimpahan perizinan melalui BKPM sebanyak 6 perizinan, penerbitan SIUPAL dan SIOPSUS sebanyak 3286 perizinan, izin pengoperasian pelabuhan umum sebanyak 2 perizinan, izin pembangunan dan pengoperasian tersus sebanyak 153 perizinan, izin pengelolaan TUKS sebanyak 159 perizinan, dan kerjasama terkait Tol Laut sebanyak 2 perjanjian. (RDL/BU/SR/HP)