MIANGAS - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegaskan tekad Pemerintah untuk menjadikan pulau terdepan Indonesia sebagai beranda Indonesia bukan sekadar halaman belakang. Hal tersebut ditegaskan Presiden saat meresmikan Bandar Udara Miangas, Rabu (19/10) pagi.

Didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Presiden Joko Widodo meresmikan sekaligus pengoperasian Bandar Udara baru Miangas dan 2 terminal bandar udara di wilayah Sulawesi, yaitu Terminal Bandar Udara Tanjung Api, Tujo Una Una dan Terminal Bandar Udara Kasiguncu, Poso.

Mengawali laporannya kepada Presiden, Menhub menyampaikan bahwa sebelumnya ia telah datang berkunjung ke Miangas untuk menyiapkan peresmian bandar udara.

Dalam kunjungan tersebut, Menhub bertemu dengan para siswa siswi SD dan menyanyikan Indonesia Raya dan Garuda Pancasila. Para murid bernyanyi dengan penuh semangat. "Semangat para murid menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Garuda Pancasila itu menujukkan mereka bangga menjadi warga Indonesia," kata Menhub yang disambut tepuk tangan meriah seluruh undangan yang hadir di acara peresmian tersebut.

Lebih lanjut Menhub menegaskan, konektivitas transportasi antar wilayah menjadi target Pemerintah. Permasalahan yang dihadapi adalah terbatasnya daya tampung bandara, minimnya fasilitas sarana dan prasarana keamanan bandara serta navigasi. Dengan keterbatasan transportasi menyebabkan biaya hidup tinggi akibat harga barang relatif tinggi karena sulitnya distribusi barang.

"Untuk tahap awal, Bandar Udara Miangas akan dilayani pesawat Wings Air dan penerbangan perintis masing masing 1 kali seminggu," kata Menhub kepada Presiden Joko Widodo.

Pembangunan Bandar Udara Miangas dilaksanakan sejak tahun 2012 dengan menggunakan sumber dana APBN sebesar RP 205 miliar. Bandar Udara Miangas memiliki gedung terminal seluas 356 m2 yang dapat menampung 25 penumpang pada waktu sibuk.

Bandar Udara Miangas mampu melayani pesawat jenis ATS dengan kemampuan mengangkut 70 penumpang.

Pembangunan Bandar Udara

Bandara Miangas mulai dibangun sejak tahun 2012 untuk menghilangkan keterisolasian Pulau Miangas yang terletak paling utara di wilayah Indonesia. Pulau Miangas hanya berjarak 92 km dari wilayah Filipina. Selama ini Pulau Miangas dihubungkan dengan Manado melalui pelayanan kapal laut. Terdapat pelabuhan di Pulau Miangas untuk distribusi orang dan barang, namun karena kondisi cuaca yang ada terkadang pelayanan angkutan laut harus berhenti dalam kurun waktu yang cukup lama. Kondisi ini yang sering dikeluhkan masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Dengan beroperasinya Bandar Udara Miangas, distribusi orang dan barang tidak lagi hanya bergantung pada angkutan laut. Awalnya Bandar Udara Miangas akan dilayani penerbangan Wings Air dan penerbangan perintis masing-masing 1 minggu sekali dengan rute Manado – Melonguane dan Talaud - Miangas.

Pembangunan Terminal Bandar Udara Tanjung Api di Tujo Una Una, Sulawesi Tengah dilaksanakan dengan biaya APBD Kabupaten Ampana sebesar Rp. 76.474.103.000 dan APBN Kementerian Perhubungan sebesar Rp. 375.574.092.000. Terminal Bandar Udara Tanjung Api di Tujo Una Una memiliki luas bangunan 3.456 m2 dengan kapasitas 246 penumpang per waktu sibuk. Bandara Tanjung Api Tujo Una Una memiliki panjang landasan 2.110 meter mampu didarati pesawat jenis B 737-500. Saat ini Bandar Udara Tangjung Api melayani penerbangan Tujo Una Una - Gorontalo, Tujo Una Una – Luwuk, dan Tujo Una Una - Palu.

Pembangunan Terminal Bandara Kasiguncu, Poso seluas 1.5000 m2 dilaksanakan mulai tahun 2013 dan diselesaikan tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp. 102.305.697.000. Bandara Kasiguncu, Poso yang berstatus UPBU (Unit Pelayanan Bandar Udara) Kelas II yang berada di Ditjen Perhubungan Udara memiliki panjang landasan 1.850 m mampu melayani pesawat jenis ATR 72. (JO)