”Kami sekarang sedang bersama-sama mengaudit Garuda. Jadi, nanti kalau Garuda terbang ke Australia tidak perlu diaudit lagi,” katanya saat dihubungi Jumat (13/3). Begitu pula sebaliknya. Australia saat ini juga tengah mengaudit maskapai Qantas yang terbang ke Indonesia sehingga saat maskapai itu berada di Indonesia tidak perlu diaudit lagi.

”Dengan adanya kerja sama ini, hasil audit masing-masing maskapai tidak perlu di bawa ke masing-masing negara tujuan. Hasil di Indonesia tidak perlu dibawa ke Australia, juga yang dari Australia hasilnya tidak di bawa ke Indonesia,” imbuh Yurlis.

Ditambahkannya, kerja sama tersebut diharapkan bisa berkesinambungan dan diperbaharui dalam kurun dua atau setahun sekali. Pasalnya, cara ini dianggap juga bisa membantu menekan biaya audit yang anggarannya cukup besar.

Saat ini, Garuda telah menerima sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA) yang diterima pada 3 Juni 2008. Sertifikat IOSA merupakan tanda bahwa Garuda merupakan perusahaan penerbangan yang aman. Standar internasional dan sertifikat tersebut didapatkan oleh Garuda melalui proses audit dengan 900 indikator. (DIP)