Dalam rapat koordinasi persiapan angkutan lebaran dengan Pemprov DIY dan instansi terkait lainnya, Senin (15/9),  Menhub mengungkapkan, persiapan angkutan Lebaran 2008 di Jogjakarta telah mencapai 90 persen. Untuk memaksimalisasikan jaminan kelancaran arus mudik nanti, Menhub meminta Pemerintah Provinsi Jogjakarta untuk meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait.

"Secara keseluruhan, persiapan angkutan lebaran di Jogja sudah baik. Sudah mencapai 90 persen. Namun untuk lebih memperkuat, koordinasi antarinstansi untuk meningkatkan kelancaran arus mudik perlu ditingkatkan dan harus lebih dioptimalkan," ungkap Menhub dalam acara yang digelar di Hotel Melia, Jogja, Senin (15/9).

Koordinasi tersebut, kata Menhub, tidak hanya dengan pemerintah kota/kabupaten dan kepolisian di lingkungannya, tetapi juga dengan para stake holder transportasi. Menhub mencatat, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan dibenahi oleh pemerintah Jogja. Salah satunya adalah keberadaan pasar tumpah yang berada di jalur utama perlintasan Lebaran, Jalan Raya Mangiran-Bantul. Pasar tersebut beroperasi aktif selama 4 hari dalam seminggu. "Sayang kalau infrastruktur jalan nasionalnya sudah baik, tetapi pasar tumpahnya masih ada di sana. Mungkin ini yang harus diperhatikan," kata Menhub.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pehubungan Pemprov Jogja Mulyadi Hadikusumo mengatakan, pihaknya akan segera mencari solusi jalur alternatif guna mengantisipasi ketika kemacetan di lokasi pasar tumpah tersebut. "Selasa (16/9) besok, kami akan cari solusinya
Dalam pemaparannya, Mulyadi mengatakan, selain pasar tumpah, kendala lain yang perlu diantisipasi pihaknya adalah potensi penggunaan sepeda motor yang diprediksi meningkat tajam, praktik percaloan di stasiun KA dan terminal bus, serta keberadaan titik-titik rawan kecelakaan di daerah perlintasan sebidang yang tidak dijaga.

Untuk prasarana jalan di jalur mudik Jogja, yang terdiri dari enam jalur utama dan 10 jalur alternatif, kata Mulyadi, kondisinya sudah mencapai 100 persen overlay dengan 100 persen marka jalan.
"Termasuk perbaikan jembatan. Namun masih ada satu pembangunan jembatan ganda yang masih dikerjakan. Targetnya selesai habis lebaran," ujarnya. Soal kesiapan kapasitas sarana dan prasarana angkutan, Jogja memiliki tiga terminal bus utama: Giwangan, Jombor, dan Wonosari; serta stasiun KA Tugu dan Bandara Adi Sutjipto.

Untuk angkutan jalan raya sendiri, menurut Mulyadi, pihaknya menyiapkan sebayak sekitar 3900 armada bus dan taksi yang terbagi  menurut daerah asal di DIY, termasuk di antaranya 54 unit bus Trans Jogya. Seluruh armada itu dialokasikan untuk melayani penumpang pada puncak arus mudik yang diperkirakan mencapai 34 ribu per hari. Kemudian untuk kereta api, disiapkan 35 KA untuk melayani penumpang datang dan berangkat yang diprediksikan mencapai antara 11 ribu hingga 12 ribu pada kondisi normal dan 15 ribu penumpang per hari pada kondisi puncak. "Bandara Adi Sutjipto juga akan kita optimalkan, agar kapasitasnya bisa meningkat hingga 42 flights per hari, dengan load factor antara 4000-4500 penumpang," papar Mulyadi.

Usai rakor, Menhub dan rombongan melakukan pemantauan ke Terminal Giwangan Jogja dan Stasiun KA Tugu. Di Terminal Giwangan, Menhub sempat menaiki beberapa bus ekonomi untuk berbincang dengan pengemudi dan sejumlah penumpang. Sementara di Stasiun KA Tugu, Menhub melakukan pengecekan terhadap fasilitas pengaturan perjalanan KA. Selepas itu, Menhub dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan KA Luar Biasa untuk memeriksa kondisi perlintasan KA sepanjang Jogjakarta-Purwokerto hingga Bandung. Dalam perjalanannya, rombongan menyempatkan diri untuk memantau sejumlah stasiun yang di lintasi, antara lain Stasiun Kutoarjo.
"Kita akan naik kereta sampai Bandung, sekaligus memeriksa kondisi lokasi anjlok kemarin di daerah Cipeundeuy," ujar Menhub. (DIP)